Teknik Membuat Kutipan dalam Skripsi
Sitasi atau Citation
Citation atau sitasi adalah sebuah proses yang tidak terelakkan dalam proses membuat sebuah karya tulis ilmiah. Citation berkaitan dengan bagaimana seorang penulis/peneliti wajib untuk menuliskan daftar pustaka/daftar rujukan yang digunakan untuk menyusun tulisan/penelitiannya. Proses ini sangatlah penting, karena apabila tidak dilakukan, maka seorang penulis/peneliti sangat rentan untuk terindikasi melakukan plagiarism.
Citation atau sitasi yaitu menunjukkan asal-usul sumber yang menjadi kutipan, yang mengutip suatu pernyataan, atau hanya menjiplak pernyataan seseorang dan mencantumkanya di dalam suatu karya, namun sesuai dengan indikasi bahwa kutipan tersebut benar-benar pernyataan dari orang lain. Adapun menurut Shopia (2002) sitasi yaitu: (1) tindakan kata atau bagian tertulis, kutipan; (2) referensi ke bagian dalam buku; (3) untuk mensitasi (buku, pembicara dan lain-lain) terkait pernyataan atau bagian tertentu; dan (4) untuk menyalin atau mengulang (bagian, pernyataan, dan lain-lain) dari buku, dokumen, pidato, ataupun yang lain dengan beberapa indikasi bahwa seseorang memberi kata yang lain.
Referensi
Referensi dalam bahasa sederhananya yaitu sumber acuan atau rujukan. Referensi dalam kaitannya dengan karya ilmiah sangatlah penting. Hal ini karena referensi menyangkut dengan plagiarisme, apabila seorang penulis/peneliti mengutip kalimat, pernyataan ataupun pendapat dari orang lain tanpa mencantumkan nama dari orang tersebut, maka hal tersebut termasuk dalam plagiarisme.
Daftar sumber rujukan pada naskah karya ilmiah harus berisi semua sumber rujukan yang diacu. Jenis sumber rujukan dapat berupa informasi dari media cetak, audio, audio visual, komunikasi pribadi, dan media elektronik serta informasi dari internet. Pengacuan sumber rujukan yang berlaku di Universitas Jember (UNEJ) yaitu sistem innote (pengacuan berkurung) yang merupakan sistem pengacuan dengan menuliskan informasi tentang identitas sumber rujukan langsung terpadu dalam teks dalam bentuk singkat (UNEJ, 2016:21).
Istilah-istilah akademik yang terkait dengan reference/referensi yaitu qoute/kuotasi dan paraphrase/parafrase. Quote (pengutipan langsung) merupakan jenis kutipan dibuat tanpa sedikitpun merubah teks dari sumber yang dikutip yang umumnya berupa sebuah kalimat atau alinea (UNEJ, 2016). Untuk melakukan pengutipan langsung gunakan tanda kutip (“ “) atau penulisan paragraf yang berbeda (masuk ke dalam/ “indentasi”) dan juga tuliskan sumber referensi sesuai dengan gaya penulisan yang diterima.
Teknik-teknik untuk membuat sebuah kutipan langsung (UNEJ, 2016) adalah sebagai berikut.
- Kutipan langsung yang ditulis tanpa tanda kutip (“) dan diletakkan terpisah dari teks yang mendahului. Kutipan seperti ini dibuat menjorok ke dalam baris baik dari tepi kanan maupun kiri halaman dengan spasi tunggal. Kutipan seperti ini dibuat jika teks yang dikutip lebih dari 4 baris.
- Kutipan langsung ditulis di antara tanda kutip (“) dan terpadu dengan teks. Pada pengutipan ini, nama pengarang dan tahun terbit dapat diletakkan pada awal kalimat maupun akhir kalimat.
Kutipan langsung sebaiknya hanya dipakai apabila: (1) menguraikan bagian dari suatu Undang-undang, aturan, atau dokumen resmi; (2) menguraikan suatu rumus ilmu pasti, suatu pernyataan ilmiah atau suatu definisi yang penting; (3) menguraikan suatu pendirian atau ucapan dari seorang tokoh penting yang mengandung gaya atau istilah-istilah yang amat khas; dan (4) menguraikan pendirian dari orang lain yang mengandung arti yang demikian ketat, sehingga akan berubah artinya bila kata-katanya diubah.
Pada kutipan langsung, terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan (UNEJ, 2016) yaitu:
- Tidak boleh mengubah naskah asli (sumber rujukan) meskipun pada naskah tersebut terjadi kesalahan penulisan;
- Memberikan tanda pada kutipan yang salah menggunakan [sic!] yang berarti “demikian adanya” yang diletakkan setelah tiap kata yang salah. Kata “sic!” merupakan singkatan dari bahasa latin “sic erat scriptum” atau dalam bahasa Inggris adalah “thus was it written”;
- Memberi tanda pada bagian kutipan yang dihilangkan.
Selain kutipan langsung juga ada kutipan tidak langsung yaitu jenis kutipan yang ditulis berdasarkan penerjemahan atau interpretasi sebuah sumber bacaan yang selanjutnya ditulis dengan bahasa dan gaya penulis. Penulisannya terpadu dengan teks tanpa disertai tanda kutip. Nama pengarang dan tahun terbitan dapat diletakkan di awal, tengah maupun akhir kalimat (UNEJ, 2016).
Kiat lain untuk mengurangi tingkat kesamaan suatu karya ilmiah adalah dengan parafrase yaitu menggunakan ide orang lain, tetapi ditulis menggunakan kata-kata sendiri. Dalam parafrase ini harus menuliskan sumber referensi. Parafrase juga merupakan cara penulisan yang sering dipakai dan harus dikuasai dalam menulis skripsi, paper, artikel ilmiah untuk jurnal, laporan penelitian, dan lain sebagainya. Parafrase sendiri memiliki perbedaan dengan ringkasan. Ringkasan hanya bertujuan memperpendek suatu teks asli, sedangkan parafrase bisa memperpendek ataupun memperpanjang teks asli. Ringkasan menghilangkan detail, contoh, dan kalimat-kalimat penjelas, sedangkan parafrase lebih pada mendeskripsikan teks asli menggunakan kalimat sendiri tanpa menghilangkan detail dari teks aslinya.
Terkait dengan menuliskan sumber dalam naskah/artikel ilmiah yang disusun, referensi ini tidak dilakukan pada saat sebagai berikut.
- Menuliskan “common knowledge”, hal-hal yang diketahui orang banyak, folklor, atau informasi yang umum diketahui oleh orang-orang dengan bidang yang sama.
- Menceritakan pengalaman sendiri.
- Menceritakan pikiran-pikiran, hasil observasi, dan kesimpulan sendiri.
- Menuliskan kesimpulan dari penelitian sendiri.
- Menuliskan kumpulan fakta-fakta yang sudah diterima oleh banyak orang.
Kesamaan
Kesamaan merupakan istilah yang sangat terkait dengan plagiarisme. Apabila suatu karya ilmiah memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan suatu karya ilmiah yang lain, maka kesimpulan singkatnya adalah karya ilmiah tersebut terindikasi plagiat. Tingkat kesamaan suatu karya ilmiah dengan karya ilmiah yang lain memang tidak bisa dihindari 100%, karena hal tersebut juga terkait dengan referensi yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah. Karya ilmiah tanpa menggunakan referensi juga bukan termasuk karya ilmiah yang baik, sehingga seorang penulis/peneliti harus memahami cara yang sah untuk menyiasati kesamaan yang ada dalam karyanya.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kesamaan, ataupun agar kesamaan tersebut tidak termasuk dalam cakupan plagiat dapat diuraikan sebagai berikut.
- Menggunakan informasi yang berupa fakta umum.
- Menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber yang jelas.
- Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.
- Berdiskusi tentang metode, buku yang dipakai dan cara menyelesaikan masalah, kemudian berpisah dan menuliskannya masing-masing.
- Dalam mencatat kutipan atau ide, selalu beri tanda (misalnya beri tanda kutip).
- Dalam membuat parafrase, jangan sambil membaca teks asli.
- Periksa kembali hasil parafrase dengan teks asli, untuk mencocokkan ketepatan interpretasi, dan menghindari persamaan kata-kata atau kalimat.
- Kata-kata unik atau frase yang tidak bisa diubah, diberi tanda kutip.
Sumber
Surya, F. Finali, Z. dan Mahmudi, K. 2018. Pengantar Teknologi Informasi: Berbasis CPD (Citation and Plagiarism Detection). Jember: UNEJ Press.