Aspek-aspek dalam Motivasi Belajar
Eureka Pendidikan. Setiap orang memiliki keinginan untuk melakukan suatu hal. Keinginan yang kuat merupakan pendorong bagi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dorongan pada diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas timbul karena adanya rangsangan dari dalam diri sendiri maupun dari luar atau lingkungannya. Dorongan yang timbul tersebut biasa disebut motivasi. Seperti yang diungkapkan oleh Hakim (2001:26) bahwa motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui sikap yang ditunjukkan siswa pada saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Menurut Sudjana (1994:61) motivasi belajar siswa dapat dilihat dalam hal :
- Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
- Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya
- Tanggung jawab siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya
- Rasa senang dalam mengerjakan tugas dari guru
- Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
Aspek-aspek dari motivasi belajar antara lain :
a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
Menurut Slameto (1995:57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seserorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Sedangkan menurut Pasaribu dan Simanjuntak (1986:47) minat merupakan gejala kejiwaan yang berhubungan dengan sifat subjek terhadap objek. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa suka yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek sehingga rasa suka tersebut menimbulkan suatu aktivitas yang positif tanpa ada yang menyuruh.
Kegiatan belajar mengajar akan semakin efektif jika siswa mempunyai minat dan perhatian terhadap pelajaran. Siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran akan terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Djamarah dan Zain (1996:167) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas ada siswa yang sering minta ijin keluar dengan alasan yang dibuat-buat. Padahal siswa sebenarnya malas menerima pelajaran yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki minat dan perhatian yang rendah terhadap pelajaran. Siswa cenderung malas dan bosan untuk mengikuti atau menerima pelajaran yang diberikan guru sehingga mereka mencari-cari alasan untuk tidak terlibat aktif saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
b. Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya
Setiap siswa diharapkan mempunyai semangat belajar yang tinggi baik di rumah maupun di sekolah karena semangat belajar siswa memegang peranan penting dalam belajar. Sesuai dengan pendapat Rohani dan Ahmadi (1995:11) salah satu fungsi motivasi adalah untuk memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat belajar. Siswa yang memiliki semangat belajar yang tinggi ditunjukkan dalam berbagai aktivitas yang positif. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:51) siswa yang memiliki semangat belajar yang tinggi akan aktif bertanya kepada guru atau siswa lain apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Ketika guru menyampaikan materi pelajaran, siswa terkadang belum dapat langsung memahami apa yang disampaikan guru. Demikian pula apabila guru memberikan suatu tugas kepada siswa dan siswa kurang paham tentang tugasnya. Siswa yang memiliki semangat belajar tinggi akan langsung bertanya kepada guru atau temannya yang lebih mengerti tentang materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru. Hal ini juga berlaku apabila siswa merasa belum paham mengenai tugas yang diberikan oleh guru. Bila siswa yang memiliki semangat belajar tinggi, biasanya selama mengerjakan tugas-tugas, ia akan langsung bertanya kepada guru atau kawannya tentang tugas tersebut.
c. Tanggung jawab siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya
Tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas-tugas belajarnya juga penting dalam kegiatan belajar mengajar, sebab tanpa adanya tanggung jawab maka tujuan belajar tidak akan tercapai dengan optimal. Dalam proses belajar mengajar guru berfungsi sebagai pembimbing dan pengarah siswa untuk belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan tanggung jawab adalah dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa. Tugas yang diberikan guru merupakan salah satu cara untuk menilai proses belajar siswa. Munculnya tanggung jawab karena ada kemauan untuk mencapai tujuan belajar.
Sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999:90) bahwa kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan belajar. Siswa dikatakan memiliki tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya bila mendapat tugas untuk mengerjakan soal-soal dari guru, siswa tersebut mengerjakan sendiri tugasnya tanpa mencontoh pekerjaan kawannya. Menurut Djamarah (2000:76) ketika guru memberikan tugas maka siswa langsung mengerjakan tugas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang diberikan oleh guru karena siswa merasa tugas tersebut merupakan suatu kewajiban yang harus diselesaikan tanpa menunda waktu.
d. Rasa senang dalam mengerjakan tugas dari guru
Bagi siswa, tugas dari guru terkadang merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan. Hal tersebut bisa disebabkan karena tugas tersebut terlalu banyak atau sulit bagi siswa, sehingga siswa merasa enggan mengerjakannya. Salah satu upaya guru untuk membangkitkan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan, guru harus membuat soal sesuai dengan kemampuan siswa dan tugas tersebut menarik atau merupakan suatu hal yang baru bagi siswa sehingga timbul perasaan senang pada diri siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:28) rasa senang siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru dapat diwujudkan melalui partisipasi dalam mengerjakan tugas tersebut. Apabila guru membentuk siswa dalam suatu kelompok belajar siswa langsung bergabung dalam kelompok belajarnya dan bersama-sama mengerjakan tugas dari guru. Dalam kelompok belajar tersebut siswa tidak menggantungkan diri pada orang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Djamarah (2000:162) yang menyatakan bahwa semua anggota kelompok seharusnya memiliki kesempatan untuk berpartisipasi memberikan sumbangan pemikirannya.
e. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
Proses interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar dapat terjadi karena guru memberikan stimulus pada siswa dan siswa memberikan reaksi terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Menurut Rohani dan Ahmadi (1995:11) salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi adalah memberikan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik. Sudjana (1992:61) berpendapat bahwa interaksi antara guru dengan siswa dapat dilihat dalam tanya jawab yang dilakukan oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Demikian pula menurut Haryanto (1997:259) bahwa interaksi aktif dengan guru dapat dilihat pada saat guru mengajar di depan kelas, siswa bertanya dan guru menjawab. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru dapat dilihat bila guru bertanya kepada siswa kemudian siswa memberikan respon balik dengan menjawab pertanyaan dari guru, dan bertanya kepada guru apabila ada suatu hal yang belum dimengerti.
REFERENSI
Dimyati dan Moedjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah dan Syaiful, B. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah dan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Haryanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim dan Syaodih, N. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Pasaribu dan Simandjuntak. 1986. Didaktik dan Metodik. Bandung : Tarsito.
Rohani, A., dan Ahmadi, A. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.