Teknik dan Cara Penyusunan Hipotesis Penelitian
Definisi Hipotesis Penelitian
Eureka Pendidikan. Margono (2004: 80) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara. Hipotesis merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Hipotesis timbul sebagai dugaan yang bijaksana dari peneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang telah ada.
Selain itu, Sugiyono (2013: 96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hal tersebut juga didukung oleh pertanyaan Kerlinger (2006: 30), hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan secara umum maupun khusus-variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan berdasarkan pemikiran peneliti atau diturunkan dari teori yang telah ada.
Ciri-ciri Hipotesis Penelitian yang Baik
Pernyataan hipotesis yang baik memiliki beberapa kriteria. Berikut ini dua kriteria pernyataan hipotesis baik (Kerlinger, 2006: 30).
- Hipotesis adalah pernyataan tetang relasi antara variabel-variabel .
- Hipotesis mengandung implikasi-implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan-hubungan yang dinyatakan tersebut.
Bersadarkan dua kriteria tersebut disimpulkan bahwa pernyataan hipotesis mengandung dua variabel atau lebih yang dapat diukur serta menunjukkan secara jelas dan tegas cara variabel-variabel tersebut berhubungan (Kerlinger, 2006 : 30).
Selain itu, Nazir (2005: 152) juga mengemukakan ciri-ciri hipotesis yang baik, yaitu:
- Hipotesis harus menyatakan hubungan antar variabel
- Hipotesis harus sesuai dengan fakta
- Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu dan sesuai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
- Hipotesis harus dapat diuji dengan nalar ataupun dengan alat-alat statistika
- Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk sederhana dan terbatas untuk mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian
- Hipotesis harus bisa menerangkan hubungan fakta-fakta dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian
Secara umum, berdasarkan pendapat ahli tersebut, hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan antar variabel, sesuai dengan fakta dan ilmu pengetahuan, harus masuk akal dan dapat diuji.
Jenis-jenis Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.
a. Ditinjau dari rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi :
- Hipoteis kerja, yaitu hipotesis sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.
- Hipotesis nol atau hipotesis statistik, merupakan lawan dari hipotesis kerjadan sering disingkat Ho.
Ada kalanya peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho sengaja dipersiapkan untuk ditolak sedangkan H1 dipersiapkan untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 171).
b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis dibedakan menjadi
- Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).
- Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif).
Hubungan antara hipotesis dengan observasi dan teori ilmiah pada hipotesis induktif dan deduktif dapat divisualisasikan sebagai berikut (Trochim, 2005).
Bentuk Rumusan Hipotesis Penelitian
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparataif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga macam yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif (Sugiyono, 2013: 100).
a. Hipotesis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2013: 100) hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh:
Rumusan masalah deskriptif: Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK?
Hipotesis deskriptif: Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 6 jam/hari (H0). Hipotesis alternatifnya (H¬a) daya tahan karyawan toko lulusan SMK ≠ 6 jam/hari. “tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 6 jam/hari.
Hipotesis statistik
H0 : µ = 6 jam/hari
Ha : µ ≠ 6 jam/hari
µ : adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel.
b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif (Sugiyono, 2013: 102). Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasinya atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh:
Rumusan masalah komparatif: Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X bila dibandingkan dengan perguruan tinggi Y?
Hipotesis komparatif: Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat dikemukakan tiga model hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut:
Hipotesis nol:
a. H0 : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X dengan perguruan tinggi Y; atau terdapat persamaan prestasi belajar antara mahasiswa perguruan tinggi X dan Y
b. H0 : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan tinggi X lebih besar atau sama dengan (≥) perguruan tinggi Y (“lebih besar atau sama dengan” = paling sedikit)
c. H0 : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih kecil atau sama dengan (≤) perguruan tinggi Y (“lebih kecil atau sama dengan” = paling besar)
Hipotesis alternatif:
a. Ha : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi x lebih besar (atau lebih kecil ) dari perguruan Y.
b. Ha : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih kecil daripada (<)perguruan tinggi Y.
c. Ha : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan tinggi X lebih besar daripada (>) perguruan tinggi Y.
Hipotesis statistik
a. H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
b. H0 : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2
c. H0 : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2
c. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif menurut Sugiyono (2013: 103) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh:
Rumusan Masalah Asosiatif: Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah?
Hipotesis Penelitian: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.
Hipotesis statistik:
H0 : p = 0, 0 berarti tidak ada hubungan.
Ha : p ≠ 0, “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang dari nol ada hubungan.
P = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
Fungsi dan Peranan Hipotesis
Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis dipandang sebagai komponen penting dalam penelitian. Furchan (2004: 115) mengungkapkan kegunaan hipotesis penelitian, yaitu:
- Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
- Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang berlangsung dapat diuji dalam penelitian
- Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
- Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Hal-hal yang Perlu Dilakukan untuk Mengkaji Hipotesis
Nazir (2005: 154) menyatakan bahwa menemukan suatu hipotesis merupakan kemampuan peneliti dalam mengaitkan masalah-masalah dengan variabel-variabel yang dapat diukur dengan menggunakan suatu kerangka analisis yang dibentuknya. Peneliti harus memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka. Menurut Nazir (2005: 154) dalam menggali hipotesis penelitian, peneliti harus:
- Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan;
- Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki;
- Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.