BSCS : An Inquiry Approach
Eureka Pendidikan. Karakteristik manusia, yang menunjukkan bahwa inkuiri merupakan sebuah cara belajar berkekuatan besar. Manusia pada dasarnya bersifat ingin tahu, memiliki kemampuan alamiah untuk menganalisis, merancang dan membuat pengukuran dan perkiraan, menguji dan mengecek kembali kemungkinan-kemungkinan, membandingkan hasil pengujian dengan pemahaman awal dan mengubah pemahaman bila perlu adalah bekal semua makhluk untuk bertahan hidup. Bagaimanapun bentuknya, peran inkuiri dalam pendidikan makin menjadi fokus perhatian. Penekanan pada inkuiri mempertanyakan bahwa kita memikirkan apa yang kita ketahui, mengapa kita mengetahui, dan bagaimana kita bisa mengetahuinya. Sebagian besar anak-anak secara alami bersifat selalu ingin tahu. Mereka cukup peduli untuk bertanya “mengapa” dan “bagaimana”.
Apakah inkuiri dalam pendidikan? Rumusan dari Standar adalah: “Inkuiri adalah berbagai bentuk aktivitas yang melibatkan pengamatan, pengajuan pertanyaan, merujuk pada buku dan sumber-sumber lain untuk mendapatkan hal yang telah diketahui, merencanakan penyelidikan, meninjau ulang apa yang telah diketahui dari bukti-bukti hasil percobaan sederhana, menggunakan perangkat-perangkat untuk mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi data, pengajuan jawaban, penjelasan dan perkiraan, serta mengkomunikasikan hasil. Inkuiri memerlukan identifikasi asumsi yang digunakan, penggunaan pemikiran logis dan kritis serta pertimbangan terhadap penjelasan mengenai suatu hal” (Inquiry And The National Science Education Standards, A Guide for Teaching and Learningh, hal. 14). National Science Education Standards Amerika Serikat berusaha untuk membangun pemahaman siswa-siswa tentang bagaimana kita mengetahui apa yang telah kita ketahui dan apa saja bukti yang mendukung hal yang telah kita ketahui.
Inkuiri ilmiah mengacu pada beragam cara bagi ilmuwan dalam mempelajari alam semesta dan bertujuan untuk memberikan penjelasan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh. Inkuiri juga mengacu pada aktivitas siswa ketika membangun sebuah pengetahuan dan pemahaman mengenai ide-ide ilmiah, sebagaimana usaha para ilmuwan dalam memahami alam (National Science Education Standards, Amerika Serikat, hal. 23). Inquiri penting karena menceritakan tentang semua pengetahuan.
National Research Council pada tahun 1995 memberikan wawasan berharga dalam cara-cara yang mungkin membuat guru dapat memelihara keingintahuan siswa dan membantu mereka membangun seperangkat kemampuan yang terkait dengan inkuiri ilmiah. Secara Standar menekankan bahwa pendidikan sains diperlukan untuk memberikan tiga macam keterampilan dan pemahaman sains bagi para siswa. Para siswa perlu untuk mempelajari prinsip-prinsip dan konsep-konsep sains, mendapatkan keterampilan menalar dan melakukan prosedur kerja ilmuwan sains, serta memahami sifat alami sains sebagai bentuk tertentu dari usaha keras manusia. Dengan demikian para siswa perlu untuk dapat merancang dan melakukan penyelidikan untuk menguji gagasan-gagasan mereka, dan mereka perlu memahami mengapa penyelidikan-penyelidikan seperti itu memiliki kekuatan secara unik. Kajian-kajian menunjukkan bahwa para siswa lebih mampu memahami dan mengingat konsep-konsep yang telah mereka pelajari dengan cara ini.
Pendekatan inkuiri biologi pada mulanya dikembangkan oleh Joseph Schwab tahun 1965 yang termuat dalam Biological Science Curriculum Study (BSCS), membahas tentang pengembangan kurikulum dan bentuk pembelajaran biologi pada sekolah menengah. Schwab mengajukan pendekatan pembelajaran, yang disebut sebagai “mempertanyakan inkuiri”. Pada pendekatan ini para guru menyediakan bahan-bahan bacaan dan laporan-laporan penelitian ilmiah bagi para siswa. Mereka kemudian mendiskusikan rincian penelitian dari bahan yang dibaca, meliputi: permasalahan, data, peran teknologi, interpretasi data dan kesimpulan yang diperoleh oleh sang ilmuwan. Bila memungkinkan, para siswa juga membaca penjelasan-penjelasan alternatif dari penelitian yang telah dibahas, dari percobaan-percobaan yang berbeda atau bertentangan, debat tentang asumsi berdasarkan bukti-bukti baru serta persoalan-persoalan inkuiri ilmiah lainnya. Melalui pendekatan ini, para siswa akan membangun pemahaman mengenai apa yang mendasari suatu pengetahuan ilmiah dan bagaimana pengetahuan ilmiah itu dihasilkan.
Pendekatan inkuiri adalah pendekatan yang menggunakan proses inkuiri sebagai inti kegiatan pembelajaran (Slamet Suyanto, 2011). Siswa diajak secara kolaboratif melakukan investigasi, eksplorasi, dan eksperimentasi memecahkan berbagai persoalan dalam konteks keseharian, lingkungan, dan masyarakat. Melalui kegiatan tersebut siswa berlatih menjadi saintis muda melakukan proses sains seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasi, dan menggunakan metode ilmiah. Pendekatan Inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah (Slamet Suyanto, 2015). Guru tidak mengajar secara tradisional, menerangkan berbagai definisi, tetapi membimbing kegiatan inkuiri sehingga siswa dapat menemukan dan memahami berbagai hal (BSCS Science, 2010). Dengan demikian, inquiri menyiratkan keterlibatan yang mengarah ke pemahaman. Selanjutnya, keterlibatan dalam pembelajaran berarti memiliki keterampilan dan sikap yang memungkinkan untuk mencari resolusi untuk pertanyaan dan masalah saat membangun pengetahuan baru. Oleh sebab itu, BSCS menjadi pelopor dalam pengembangan kurikulum inovatif yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar ilmu pengetahuan dengan melakukan pendekatan inkuiri.
Pendekatan inkuiri menggambarkan generasi baru dari pembelajaran untuk jenjang SMA, dimana siswa diperkenalkan tentang konsep inti dalam suatu penyelidikan, ilmu kehidupan, bumi dan ilmu ruang, dan ilmu fisika sebagaimana yang diuraikan dalam Standar Pendidikan Sains Nasional.
Tujuan BSCS Biology: An Inquiry Approach
Siswa menggunakan banyak waktu dalam aktivitas-aktivitas berbasis inkuiri. Mereka melakukan pengamatan, memanipulasi bahan-bahan dan melakukan penyelidikan di laboratorium. Sebagai hasilnya, mereka membangun kemampuan kognitif seperti berpikir kritis dan mengemukakan alasan sebaik mempelajari isi dari sains (Bredderman, 1982; Shymansky dkk., 1983). Tujuan inkuiri adalah mampu mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektul sebagai bagaian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi begaimana mereka menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Tujuan pendekatan inkuiri menanamkan metode ilmiah kepada siswa, siswa dilatih menjadi saintis sehingga berkembang kemampuan ilmiah.