Eureka Pendidikan – Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat dinamis yang terjadi di lpangan. Beberapa contoh desain penelitian kualitatif diantaranya: fenomenologi, grounded theory, studi kasus, etnografi dan penelitian tindakan.
A. Fenomenologi
Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Fenomenologi digunakan sebagai perspektif filosofi dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Studi fenomenologi mencoba mencari arti pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam kehidupan.
Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut. Peneliti dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka, yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku orang. Mereka berusaha masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
B. Grounded Theory (Teori Dasar)
Penelitian teori dasar (grounded theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatkan suatu teori. Dengan kata lain, grounded theory merupakan prosedur penelitian kualitatif yang sistematis, dimana peneliti menerangkan konsep, proses, tindakan, atau interaksi suatu topik pada level konseptual yang luas. Penelitian dasar dilaksanakan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, cek dan recek ke lapangan, studi perbandingan antar kategori, hingga verifikasi sampai pada titik jenuh.
Strauss dan Corbin mengemukakan bahwa pendekatan teori dasar adalah suatu metode penelitian kualitatif yang menggunakan prosedur sistematis untuk mengembangkan teori secara induktif yang memperoleh teori dasar. Penelitian ini juga bertujuan membangun teori yang dapat dipercaya dan menjelaskan wilayah di bawah studi.
Tujuan umum dari penelitian dasar ini yaitu secara induktif memperoleh data, diperlakukan untuk pengembangan teoritis, dan diputuskan secara memadai untuk domainnya dengan memerhatikan sejumlah kriteria evaluatif. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan peneliti kualitatif yang menggunakan grounded theory, yaitu:
- Peneliti harus bisa memahami atau memiliki gambaran sifat-sifat realitas empiris
- Penelitian dimulai dengan suatu pernyataan dasar mengenai empiris lapangan
- Peneliti menetapkan data yang akan diambil dan teknik/metode
- Peneliti harus melakukan eksplorasi
- Peneliti harus melakukan pemeriksaan di dalam proses inspection
- Peneliti harus mampu mengadakan analisis
- Peneliti harus mampu merekonstruksi penemuan untuk hipotesis baru
Penelitian dimulai dengan memunculkan pertanyaan generatif yang membantu penelitian namun tidak dimaksudkan untuk tetap statis atau menjadi dinamis. Sewaktu peneliti mulai mengumpulkan data, konsep teoritis inti diidentifikasikan. Ada beberapa strategi analisis kunci yang dikemukakan dalam grounded theory, yaitu sebagai berikut: Koding adalah proses untuk membuat kategorisasi data kualitatif dan juga untuk menguraikan impilkasi dan rincian dari kategori-kategorinya. Memoing (membuat memo) adalah proses mencatat pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan dari peneliti sewaktu hal-hal itu muncul selama studi. Diagram terpadu dan sesi, digunakan untuk menarik seluruh rincian menjadi satu, untuk membantu agar data itu menjadi berarti dengan mengarahkan diri kepada teori yang muncul. Diagram dapat berbentuk grafik, peta konsep, gambar langsung atau kartun sederhana yang menjadi alat untuk mengikhtisarkan.
C. Studi Kasus
Penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya. Satu fenomena tersebut dapat berupa seorang pemimpin sekolah atau pimpinan pendidikan, sekelompok siswa, suatu program, suatu proses, satu penerapan kebijakan, atau satu konsep.
Penelitian kualitatif menuntut perencanaan yang matang untuk menentukan tempat, partisipan, dan memulai pengumpulan data. Rencana ini bersifat emergent atau berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan dalam temuan di lapangan. Desain yang berubah tersebut bersifat sikuler karena penentuan sampel yang bersifat purposive, pengumpulan data dan analisis data dilakukan secara simultan dan merupakan langkah yang bersifat interaktif bukan terpisah-pisah.
Penelitian kualitatif melakukan penelitian dalam skala kecil, kelompok yang memiliki kekhususan, keunggulan, inovasi, atau juga bisa bermasalah. Kelompok yang diteliti merupakan satuan sosial-budaya yang bersifat alamiah dan saling berinteraksi secara individual ataupun kelompok. Kadang-kadang kelompok yang diteliti adalah sub kelompok yang memiliki kelainan atau perbedaan dengan kelompok besarnya, kelas yang sangat lambat, mata pelajaran yang tidak disukai siswa atau prestasi belajar rendah, kelompok siswa yang memperlihatkan kelainan, dan sebagainya.
C. Etnografi
Studi mendalam mengenai tingkah laku yang alami yang berikatan dengan kebudayaan atau keseluruhan kelompok sosial. Etnografi mencoba memahami hubungan antara budaya dan tingkah laku dengan budaya dengan keyakinan/ kepercayaan, nilai, konsep, sikap dari sekelompok orang. Etnografi mengungkap apa yang seseorang lakukan dan menjelaskan mengapa mereka melakukan itu.
Etnografer (peneliti etnografi) mendeskripsikan, menganalisis dan mengintepretasikan budaya sepanjang waktu menggunakan observasi dan studi lapangan sebagai strategi pengumpulan data primer. Hasil dari penelitian ini berupa gambaran budaya berdasar sudut pandang subyek penelitian yang sama dengan sudut pandang peneliti. Penelitian etnografi ini pada perkembangannya telah banyak digunakan dalam bidang pendidikan untuk memahami budaya kelas atau budaya sekolah.
D. Penelitian Tindakan (Action Research)
Stringer (1996: 15) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai pendekatan kolaboratif untuk menyelidiki, menelaah atau mengkaji dan menemukan sesuatu, yang memungkinkan orang menggunakan tindakan tindakan yang sistematis untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Klarifikasi definisi yang dikemukakan Stringer dapat kita temukan pada definisi yang dipaparkan oleh Rochman Natawidjaja (1997: 2) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah pengkajian terhadap suatu permasalahan dengan ruang lingkung yang tidak terlalu luas yang berkaitan dengan suatu perilaku seseorang atau sekelompok orang teretentu di lokasi tertentu, disertai dengan penelaahan yang teliti terhadap suatu perlakuan tertentu dan mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan itu trhadap yang sedang diteliti.
Rochman menyatakan bahwa pengkajian dilaksanakan sebagai upaya mengubah, memperbaiki, meningkatkan mutu perilaku atau menghilangkan aspek-aspek negatif dari perilaku yang sedang diteliti. Penelitian tindakan merupakan pengkajian terhadap permasalahan yang bersifat praktis, situasional dan kontekstual, sehingga dapat ditetapkan tindakan spesifik yang tepat untuk memecahkan permasalahan secara kolaboratif antara peneliti dan subyek penelitian melalui proses penilaian diri.
Definisi komprehensif tentang penelitian tindakan dipaparkan oleh Carr & Kemmis (dalam Rochman, 1997: 2) sebagai bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan termasuk di dalamnya guru, siswa atau kepala sekolah dalam suatu siyuasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari praktik-praktik sosial (kependidikan) yang mereka lakukan sendiri, pemahaman tentang praktik serta situasi kelembagaan tempat praktik dilaksanakan. Dengan kata penelitian tindakan merupakan upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan praktis yang dihadapi di lapangan.
Proses penelaahan dalam penelitian tindakan berada dalam seting nilai sosial dengan karakteristik demokratis dalam arti memungkinkan semua orang berpartisipasi dalam penelitian, wajar atau pantas dalam arti menghargai individu secara wajar, kebebasan dalam arti mengembangkan kemerdekaan atau kebebasan dari berbagai kondisi yang menekan dan meningkatkan kehidupan dalam arti memungkinkan individu untuk mengekspresikan potensi secara penuh. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan maka, dapat dipahami bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian yang mengujikan tindakan pada sebuah dinamika sosial (seperti: pendidikan) untuk meningkatkan potensi dari dinamika tersebut atau mengurangi hal negatif dari dinamika tersebut.
Sumber Pustaka
Creswell, John W. 2010. Research Design:Qualitative and Quantitative Approaches.California: Sage Publications, Inc McMillan J.H. & Schumacher, Sally. 2001. Research in Education. New Yprk: Longman, chapter 16 Prastowo, Andi. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Peneliti. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitan Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Lexy J. Moleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Yustiana, Yusi Riksa. 1999. Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung: FIP Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia