Eurekapendidikan.com – Pada skripsi, BAB 3 merupakan bagian yang menjadi alur bagaimana kita melakukan penelitian. Mulai dari cara mengumpulkan data, mengolah atau menganalisis data dan menyimpulkan atau menetapkan simpulan dari sebuah hipotesis semua tercantum di dalam BAB 3.
Jadi, sebaiknya susunlah bab 3 secara hati-hati dan pahami dengan baik bagaimana cara mengumpulkan data dengan suatu instrumen (membuat quesioner, angket, ceklist, tes dsb) sampai pada rancangan untuk menentukan simpulan dari hipotesis. Apakah H0 ataukah Ha yang akan diterima.
Pada kesempatan kali ini, Eurekapendidikan akan mencoba memberikan gambaran bagaimana menyusun bab 3 agar alur penelitian kamu menjadi lebih terarah.
Untuk memulai menyusun bab 3, hal pertama yang harus kamu ketahui adalah sub-sub dalam bab 3 itu sendiri.
1. Sub-sub untuk penelitian Kuantitatif
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.3 Metode Penelitian
3.4 Variabel Penelitian dan Pengukurannya
3.5 Populasi dan Sampel
3.6 Prosedur Pengumpulan Data
3.7 Metode Analisis
2. Sub-sub untuk penelitian Kualitatif
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
3.2 Waktu dan Tempat / Lokasi Penelitian
3.3 Metode Penelitian
3.4 Strategi & teknik penelitian
3.5 Indikator Penelitian
3.6 Populasi dan Sampel
3.7 Pengumpulan & penentuan data
3.8 Metode Analisis
3. Sub-sub untuk penelitian Pengembangan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Prosedur Penelitian/ Pengembangan
Tahap I : Studi Pendahuluan
Tahap II : Tahap Pengembangan Model
- Model Pengembangan (Desain Produk
- Validasi Desain
- Revisi Desain
- Uji Coba Produk
- Desain Uji Coba
- Subjek Uji Coba
- Jenis Data
- Instrumen Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
5. Revisi Produk
6. Evaluasi Dan Penyempurnaan
7. Model Hipotetik (Model Akhir Hasil Revisi pada Tahap Pengembangan Model)
Tahap III : Tahap Evaluasi/Pengujian Model
Tahap IV : Diseminasi (untuk jenjang S2)
Kurang lebihnya seperti itulah sub-sub yang ada pada bab 3 suatu penelitian. Berikut ini adalah penjelasan mengenai sub-sub bab di atas.
Penelitian Pengembangan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Prosedur Penelitian/ Pengembangan
Pada bagian ini memuat tahapan prosedur pengembangan yang akan digunakan. Tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan pengembangan, tergantung pada referensi yang
digunakan. Namun secara garis besar, pada tahapan ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yaitu:
- Tahap I: Studi Pendahuluan;
- Tahap II: Tahap Pengembangan Model; dan
- Tahap III: Tahap Evaluasi/Pengujian Model
Tahap I : Studi Pendahuluan
1. tahap studi pendahuluan dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif. Studi kualitatif diawali dengan studi literatur kemudian studi lapangan tentang produk yang akan dikembangkan.
2. Pada studi pendahuluan ini diakhiri dengan ” deskripsi dan analisis temuan (Model faktual)
Tahap II : Tahap Pengembangan Mode
Dalam tahap ini hendaknya memuat butir-butir
1. Model pengembangan (desain Produk)
Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoretik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen (misalnya model pengembangan rancangan pengajaran Dick dan Carey, 1985). Model teoretik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa.
Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi dari model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai dengan alasan, komponen-komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan kaitan antarkomponen dari model itu perlu dipaparkan.
Perlu diperhatikan bahwa uraian model diupayakan seoperasional mungkin sebagai acuan dalam pengembangan produk.
2. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk lebih efektif atau tidak. Dalam tahap ini vadasi masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta dilapangan. Validasi produk dpat dilakukan dengan mengahdirkan beberapa pakar.
3. Revisi Desain
4. Uji coba produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan.
Dalam butir uji coba produk secara terbatas perlu diungkapkan
a) desain uji coba
Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam kegiatan pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan melalui uji coba itu.
Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan memilih desain untuk tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau lapangan) agar data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap.
b) subjek uji coba
Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap, termasuk cara pemilihan subjek uji coba itu. Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk , ahli di bidang perancangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji coba yang ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat S1 (untukskripsi), S2 (untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan harus disertai identifikasi karekteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan. Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu dikemukakan agak rinci.
c) jenis data
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Dalam konteks ini sering pengembang tidak bermaksud mengumpulkan data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan, pengembang hanya melakukan uji coba untuk melihat daya tarik dari suatu produk, atau hanya untuk melihat tingkat efisiensinya, atau keduanya.
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan pada keefektifan atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan itu.
Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan pemilihan subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut desain tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data mengenai kecermatanisi dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atau secara kelompok dalam bentuk seminar kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai produk.
d) instrumen pengumpulan data
Bagian ini mengemukakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Jika mengunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai keshahihan dan keterandalannya. Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri, maka prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.
e) teknik analisis data.
Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganali-sis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya. Apabila teknik anal isis yang digunakan sudah cukup dikenal, maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tet api, apabila teknik tersebut belum banyak dikenal, maka uraian perlu lebih rinci
5. Revisi Produk,
Revisi Produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan
6. Evaluasi dan Penyempurnaan,
7. Model Hipotetik (Model akhir hasil revisi pada tahap pengembangan model)
Tahap III : Tahap Evaluasi/Pengujian Model
Setelah pengujuan terhadap produk berhasil, maka selanjutnya produk tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang lebih luas. Dalam tahap ini, dignakan metode eksperimen. Setelah pngujian model, masih dimungkinkan ada revisi produk, kemudian barulah menjadi MODEL FINAL, yang siap untuk DISEMINASI.