Komponen-komponen Metakognisi

2 min read

Komponen-komponen Metakognisi

Eureka Pendidikan. Menurut Jacob (dalam Rahmayani, 2009: 15) metakognisi terdiri dari 4 komponen, yaitu:

a.    Pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge)

  1. Decralarive knowledge yaitu pengetahuan tentang diri sendiri sebagai pebelajar serta strategi, keterampilan, dan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan.
  2. Procedural knowledge yaitu pengetahuan tentang bagaimana menggunakan apa saja yang telah diketahui dalam decralarive knowledge tersebut dalam aktivitas belajarnya.
  3. Conditional knowledge yaitu pengetahuan tentang bilamana menggunakan suatu prosedur, keterampilan, atau strategi dan bilamana hal-hal tersebut tidak digunakan, mengapa suatu prosedur berlangsung dan mengapa suatu prosedur lebih baik dari prosedur-prosedur lainnya.

b.    Tujuan metakognitif (metacognitive goals)

  1. Mengembangkan kebiasaan mengelola diri dalam memonitor dan meningkatkan kemampuan belajar.
  2. Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir secara konstruktif.
  3. Mengembangkan kebiasaan untuk bertanya.
c.    Strategi metakognitif (metacognitive strategies)

  1. Siswa dapat mengidentifikasi gaya belajar yang sesuai untuk diri sendiri, serta memonitor dan meningkatkan kemampuan belajar dengan cara merangkum, membaca, mendengarkan, diskusi dan belajar kelompok.
  2. Siswa dapat membuat keputusan, memecahkan masalah serta memadukan hubungan-hubungan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang baru dipelajarinya.
d.    Pengalaman atau regulasi metakognitif (metacognitive experiences or regulation)

  1. Planning, adalah kemampuan merencanakan aktivitas belajarnya.
  2. Information management strategies, adalah kemampuan strategi mengelola informasi berkenaan dengan proses belajar yang dilakukan.
  3. Comprehension monitoring, adalah kemampuan dalam memonitor proses belajarnya dan hal-hal yang berhubungan dengan proses tersebut.
  4. Debugging strategies, adalah kemampuan strategi-strategi debugging yaitu strategi yang digunakan untuk membetulkan tindakan-tindakan yang salah dalam belajar.
  5. Evaluating, adalah kemampuan mengetahui efektivitas strategi belajarnya, apakah ia akan mengubah strategiya, menyerah pada keadaan atau mengakhiri kegiatan tersebut.
Sejalan dengan definisi di atas, Simon dan Brown membagi kemampuan metakognisi menjadi pengetahuan dan keterampilan metakognisi (Dosoete, Roeyers, & Buysse, 2001: 435-436).
a.    Pengetahuan metakognisi didefinisikan sebagai pengetahuan dan pemahaman pada proses kognisi. Pengetahuan metakognisi dibagi menjadi tiga komponen yaitu:
1.    Pengetahuan deklarasi (Declarative knowledge)
Pengetahuan deklarasi merupakan pengetahuan tentang sesuatu. Pengetahuan deklarasi, meliputi pengetahuan tentang diri sendiri sebagai pelajar dan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pengetahuan deklarasi dapat berbeda dalam topik dan ruang lingkup, misalnya mengetahui tentang fakt-fakta, generalisasi, kejadian-kejadian pribadi, dan sikap pribadi. Selain itu fakta-fakta dapat disusun menjadi himpunan fakta-fakta, generalisasi-generalisasi dapat disusun menjadi teori-teori, dan kejadian-kejadian pribadi dapat disusun menjadi sejarah hidup.
2.    Pengetahuan prosedural (Procedural knowledge)
Pengetahuan prosedural merupakan kesadaran proses berpikir atau pengetahuan cara-cara untuk mencapai tujuan dan pengetahuan bagaimana terampil bekerja dan bagaimana melakukannya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan prosedural tingkat tinggi dapat menggunakan strategi yang berbeda-beda untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
3.    Pengetahuan kondisional (Conditional knowledge)
Pengetahuan kondisional merupakan kesadaran kondisi yang mempengaruhi belajar dan mengetahui alasan mengapa menggunakan suatu strategi tertentu dan mengapa melakukan sesuatu.
b.   Keterampilan metakognisi didefinisikan sebagai pengendalian individu pada proses berpikirnya sendiri. Keterampilan metakognisi terdiri dari empat komponen yaitu:
1.    Memprediksi (Prediction)
Keterampilan memprediksi merupakan keterampilan dalam membuat perkiraan atau meramalkan sesuatu.
2.    Merencanakan (Planning)
Keterampilan merencanakan merupakan keterampilan merancang sesuatu yang akan dilakukan.
3.    Memonitor (Monitoring)
Keterampilan memonitor merupakan keteelajarampilan yang mengacu pada kesadaran seseorang yang sejalan dengan pemahaman dan pelaksanaan tugas.
4.    Mengevaluasi (Evaluation)
Keterampilan mengevaluasi merupakan keterampilan melakukan penilaian terhadap produk dan proses pengaturan belajar seseorang.

REFERENSI
Desoete, A., Roeyers, H., dan Buysse, A. (2001). Metacognition and Mathematical Problem Solving in Grade 3. Journal of Learning Disabilities. 34, (5), 435-449.

Rahmayani. (2009). Penerapan Model Learning Cycle 5E dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Keterampilan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Logis Siswa SMA. Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sistem Gerak pada Hewan dan Tumbuhan (Materi IPA SMP)

Sistem Gerak pada Hewan Sistem Gerak Hewan yang Hidup di DaratContoh dari hewan mamalia yang hidup di darat adalah kuda. Kuda memiliki tulang-tulang kokoh...
Ahmad Dahlan
2 min read

Karya Ilmiah

Definisi Karya Ilmiah Karya ilmiah adalah satu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sistematis artinya karangan atau karya tulis tersebut disusun menurut...
Ahmad Dahlan
5 min read

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *