Pengertian Kurikulum Model Fragmented
Eureka Pendidikan. Kurikulum model fragmented disebut juga kurikulum mata pelajaran terpisah (Separated Subject Curriculum). Separate-subject curriculum merupakan kurikulum yang bahan pelajarannya disajikan dalam subject atau matapelajaran yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain.
Keuntungan Kurikulum Model Fragmented
Keuntungan yang diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum model fragmented adalah esensi dari masing-masing ilmu dapat disampaikan secara murni. Selain itu, guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya (Fogarty, 1991: 5). Oleh karenanya, guru mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
Selain keuntungan di atas, kurikulum model fragmented atau kurikulum separated subject juga memiliki keuntungan-keuntungan yang lainnya diantara lain adalah sebagai berikut.
- Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis. Tiap mata pelajaran mengandung sistematik tertentu.
- Organisasi kurikulum fragmented sederhana, mudah, direncanakan, dan dilaksanakan karena perubahan satu mata pelajaran tidak berpengaruh pada mata pelajaran lainnya.
- Kurikulum fragmented mudah dinilai. Kurikulum fragmented bertujuan untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian, dan kecakapan-kecakapantertentu yang mudah dinilai dengan ujian atau tes. Adakalanya bahan pelajaran ditentukan dengan menetapkan buku-buku pelajaran yang harus dikuasai untuk suatu daerah, bahkan untuk seluruh negara, sehingga dapat diadakan ujian umum yang uniform di seluruh negara.
- Kurikulum fragmented juga dipakai di perguruan tinggi. Jenjang pendidikan tertinggi adalah perguruan tinggi. Setiap perguruan tinggi menggunakan organisasi kurikulum yang bersifat mata pelajaran yang terpisah-pisah.
- Kurikulum fragmented telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi.
- Kurikulum fragmented lebih memudahkan guru. Sistem perkuliahan di perguruan tinggi menggunakan kurikulum ini sehingga guru cenderung nyaman apabila mengajar ilmu pengetahuan yang sudah dikuasai sebelumnya.
- Kurikulum fragmented mudah diubah. Perubahan kurikulum dicapai dengan cara menambah atau mengurangi jumlah, isi, atau jenis matapelajaran sesuai dengan permintaan zaman.
- Organisasi kurikulum yang sistematis seperti yang dimiliki oleh subject-curriculum esensial untuk menafsirkan pengalaman. Organisasi tersebut menghemat waktu dan tenaga (Nasution, 2003: 181).
Berdasarkan uraian di atas, model fragmented menjaga agar suatu mata pelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya tidak tercampuri dengan mata pelajaran yang lainnya. Oleh karena itu model fragmented menyiapkan seorang guru yang pakar atau ahli di bidang mata pelajaran yang diajarkan dan mampu mengajarkan, menggali, dan memahami materi tersebut secara luas dan mendalam. Keuntungan di atas juga memberi pengaruh besar sehingga model kurikulum fragmented banyak digunakan dan bertahan dalam waktu yang sangat lama.
Kerugian Kurikulum Model Fragmented
Meskipun kurikulum fragmented umum digunakan dimanapun serta telah bertahan bertahun-tahun, namun adapula kelemahan yang menyebabkan kerugian dalam penggunaan model kurikulum ini dilihat dari segi pendidikan modern.
- Kurikulum fragmented memberikan mata pelajaran yang terpisah (tidak berhubungan satu sama lain). Hal ini bertentangan dengan situasi kehidupan nyata yang saling berhubungan satu sama lain.
- Kurikulum fragmented tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam praktiknya, kurikulum fragmented bertujuan menyampaikan sejumlah pengetahuan yang terdapat dalam buku-buku pelajaran yang ditentukan. Seringkali bahan pelajaran tersebut tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dalam kehidupannya.
- Kurikulum fragmented menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam bentuk yang sistematis dan logis.
- Tujuan kurikulum fragmented terlampau terbatas. Kurikulum fragmented kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah, perkembangan sosial, dan emosional karena memusatkan tujuannya pada perkembangan intelektual dengan kurang memperhatikan situasi-situasi nyata yang dihadapi peserta didik dalam kehidupan.
- Kurikulum fragmented kurang mengembangkan kemampuan berpikir karena mengutamakan penguasaan pengetahuan dengan jalan ulangan dan hafalan, serta kurang mengajak peserta didik untuk berpikir sendiri.
- Kurikulum fragmented cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman. Bahan pelajaran dalam kurikulum ini terutama didasarkan pada pengetahuan yang tercantum dalam buku. Adakalanya buku yang digunakan dari tahun ketahun tidak ada perubahan.
Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktek. Jogyakarta: AR-RUZZ Media.
Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Fogarty, Robin. 1991. How to Integrate the Curricula. Illions: IRI/Skylight Publishing, Inc.
Hamalik,O. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2003. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.