Macam-macam Peta Konsep
Eureka Pendidikan. Menurut Nur (2000) dalam Erman (2003: 24) peta konsep ada empat macam yaitu: pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).
Pohon Jaringan (network tree)
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu (Nur dalam Erman 2003: 25) .
Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
- Menunjukan informasi sebab-akibat
- Suatu hirarki
- Prosedur yang bercabang
Rantai kejadian (event chain)
Nur dalam Erman (2003:26) mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam melakukan eksperimen. Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
- Memerikan tahap-tahap suatu proses
- Langkah-langkah dalam suatu prosedur
- Suatu urutan kejadian
Siklus peta konsep (cycle concept mapping)
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.
Peta konsep laba-laba (spider concept map)
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
- Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori
- Kategori yang tidak parallel
- Hasil curah pendapat
Beberapa pakar lain menyebutkan macam-macam peta konsep diantaranya:
- Linear concept maps (menggambarkan bagaimana keterkaitan antar konsep).
- Hierarchical concept (memberi informasi secara urut menurut urutan kepentingan)
- Spider concept maps (memiliki tema utama)
- Cross-linked concept maps (menggunakan kata deskriptive)
Manfaat Pemetaan Konsep menurut Hudoyono (2002: 4)
- Dengan jaringan konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi bermakna karena pengetahuan / informasi “baru” dengan pengetahuan terstruktur yang telah dimiliki siswa tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap warga belajar. (Ausubel, 1968).
- Keterkaitan antara konsep dapat diketahui secara baik oleh siswa dan guru. Ini berarti konsep menjadi saling tidak terisolasi yang sekaligus memberikan gambaran baik kedalaman maupun keluasan konsep yang akan dipelajari warga belajar.
- Dengan peta konsep tutor dapat memberi remidi pemahaman terhadap suatu konsep yang sulit dipahami siswa karena tutor dapat menelusuri konsep yang belum dipahami.
- Lebih mudah menyiapkan urutan pembelajaran dengan mengacu pada peta konsep yang disesuaikan dengan pengalamannya.
- Siswa mengerti keterkaitan antara konsep yang akan dipelajari dan akan lebih mudah merangkum setelah selesai pembelajaran.
- Siswa akan lebih kuat memorinya dan akan lebih mudah mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari. Dengan demikian “problem solving” bukan lagi hal yang menyulitkan siswa.