Eureka Pendidikan – Sistem koordinasi merupakan organ dan sistem organ yang bekerja sama secara efisien. Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, sistem hormon, dan sistem indra. Contoh dari ketiga sistem ini, dapat dipahami dari ilustrasi berikut, apabila seseorang melihat anjing, maka orang tersebut akan berlari. Ketika melihat, indra pengelihatan (sistem indera) akan menyampaikan rangsangan ke otak, dan otak akan menerjemahkannya dalam bentuk berbagai aktivitas, misalnya berlari. Saat berlari, otot kaki memerlukan pasokan glukosa dan oksigen. Untuk memenuhi kebutuhan glukosa dan oksigen, paru-paru bernapas lebih cepat untuk memperoleh ekstra oksigen, dan jantung terpompa lebih cepat untuk mengalirkan oksigen dan glukosa ke otot. Otak mendeteksi perubahan oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan mengirimkan rangsangan tersebut ke diagfragma, otot dada. Dan jantung (sistem saraf).
Pasokan ekstra glukosa yang diperlukan otot untuk berlari, berasal dari hati. Glikogen di dalam hati diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam darah. Pengubahan glikogen menjadi glukosa dirangsang oleh suatu zat kimia yang disebut hormon (sistem hormon). Untuk lebih jelasnya, kita akan mempelajari sistem koordinasi.
A. Sistem Saraf
Sistem saraf berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan yang diterima oleh reseptor ke efektor. Reseptor atau penerima rangsang pada tubuh manusia adalah alat indra. Sedangkan, efektor pada tubuh manusia adalah otot dan kelenjar. Sistem saraf tersusun atas sejumlah sel saraf (neuron). Neuron tidak mengalami pembelahan, sehingga tidak dapat diganti jika sudah mati. Namun, pada kondisi yang sesuai, neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat diperbaiki.
1. Struktur Neuron
Neuron tersusun atas bagian-bagian:
- Badan sel mengandung nukleus dan nukleolus yang dikelilingi sitoplasma. Sitoplasma badan sel mengandung badan Nissl. Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk pertumbuhan neuron dan perbaikan saraf di saraf perifer.
- Dendrit merupakan uluran pendek bercabang-cabang yang keluar dari badan sel. Dendrit berperan menghantarkan impuls ke badan sel.
- Akson merupakan satu uluran panjang dari badan sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls menjauhi badan sel. Kebanyakan akson dilindungi oleh lemak berwarna putih kekuningan yang dinamakan selubung mielin. Selain itu, di tempat tertentu, terdapat akson yang tidak diselubungi oleh mielin, yang dinamakan nodus Ranvier. Selubung mielin berfungsi sebagai isolator yang melindungi akson terhadap tekanan dan luka, memberi nutrisi pada akson, dan mempercepat jalannya impuls. Selubung mielin pada sistem saraf perifer dibentuk dari sel Schwan.
2. Neuron Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron konektor.
a. Neuron Sensorik
Merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia (kelompok badan sel), aksonnya pendek, tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berfungsi menghantarkan impuls saraf dari alat indera menuju ke otak atau sumsum tulang belakang, sering sering dikenal sebagai neuron indera.
b. Neuron Motorik
Merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Neuron motorik berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke otot atau kelenjar. Oleh karena itu, neuron ini sering disebut neuron penggerak.
c. Neuron Konektor atau Interneuron
Merupakan neuron multipolar yang memiliki dendrit yang pendek, tapi berjumlah banyak, serta ada akson yang panjang dan akson yang pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu berhubungan dengan ujung akson dari saraf yang lain membentuk sinaps. Neuron ini banyak terdapat di sumsum tulang belakang dan otak, yang berfungsi meneruskan rangsang dari neuron sensorik ke neuron motorik.
3. Sinaps
Sinaps adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain. Penjalaran impuls melewati sinaps berlangsung searah, yaitu dari prasinaps (neuron sebelum sinaps) ke neuron pascasinaps (neuron yang terletak setelah sinaps) dan melibatkan neurotransmitter (zat penghantar).
4. Mekanisme Terjadinya Gerakan.
a. Gerak Sadar
Perjalanan impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, lalu berjalan ke neuron sensorik sebagai penghantar, kemudian dibawa ke pusat saraf, yaitu otak, untuk diolah. Akhirnya impuls disampaikan ke neuron motorik lalu menuju efektor sehingga muncul tanggapan dalam bentuk gerak yang disadari.
b. Gerak Refleks
Merupakan gerak yang melalui perjalanan impuls pendek. Perjalanan impuls diawali dari reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron sensorik ke pusat saraf, tanpa diolah oleh pusat saraf. Impuls kemudian diterima oleh neuron konektor dan tanggapan dikirim oleh neuron motorik menuju ke efektor. Neuron konektor ada yang terletak di otak dan ada yang terletak di sumsum tulang belakang. Gerak refleks yang melibatkan konektor yang terletak di otak, contohnya refleks pupil mata karena cahaya. Sedangkan, gerakan refleks yang melibatkan neuron konektor yang terletak di sumsum tulang belakang , misalnya refleks pada lutut.
5. Sistem Saraf Manusia
Sistem saraf manusia terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat berfungsi mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh. Otak maupun sumsum dilindungi oleh suatu selaput yang terdiri dari jaringan pengikat yang disebut meninges.
1) Otak
Otak manusia terdiri dari dua belahan (hemisfer), yaitu belahan kiri dan kanan. Kedua belahan tersebut, dihubungkan oleh balok otak yang berongga berisi cairan getah bening (cerebrospinal). Pada tali spinal (jalur antara otak dan sumsum tulag belakang) terjadi pindah silang sehingga terjadi kebalikan sistem pengendalian, yaitu belahan otak kiri akan mengendalikan sistem-sistem yang terletak di bagian kanan tubuh, sedangkan belahan otak kanan akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak di bagian kiri.
Otak dibagi menjadi tiga daerah, yaitu otak besar, otak tengah, dan otak kecil. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a) Otak Besar
Otak besar (cerebrum) merupakan bagian terluas dari otak dan berbentuk oval. Otak besar tersusun oleh dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf.
Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu bagian dahi (lobus frontalis), bagian ubun-ubun (lobus parietalis), bagian pelipis (lobus temporalis), dan bagian belakang kepala (lobus oksipetalis). Antara bagian dahi dan ubun-ubun dipisahkan oleh celah yang disebut fisura Rolando, sedangkan antara bagian dahi dan pelipis dipisahkan oleh celah silivus.
Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda, yaitu:
- Daerah dahi yang berhubungan dengan kemampuan berpikir;
- Daerah pelipis dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa;
- Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan dapat menyampaikan memori tentang apa yang dilihat;
- Daerah pelipis terdapat pusat bicara dan pusat pendengaran;
- Daerah ubun-ubun selaain pusat bicara, dan juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit.
Di antara belahan otak besar, terdapat otak depan, yang terdiri dari :
- Talamus, yaitu bagian penerima dan penerus impuls yang datang dari saraf perifer dan meneruskannya ke pusat sensorik pada bagian korteks otak.
- Hipotalamus, yaitu bagian pengatur suhu tubuh dan juga pengatur rasa mengantuk, emosi, dan tekanan darah;
- Infundibulum, yaitu pangkal dari hipofisis (kelenjar endokrin).
b) Otak Tengah
Otak tengah manusia berukuran kecil. Pada otak tengah terdapat saraf okulomotoris (saraf yang berhubungan dengan pusat pergerakan mata), misalnya mengangkat kelopak mata daan memutar mata.
c) Otak kecil (cereblum)
Merupakan bagian terluas kedua dari otak. Otak kecil terdapat di bagian belakang dan bawah rongga tengkorak. Otak kecil berfungsi mengatur gerakan otot dan mengatur keseimbangan posisi tubuh.
2) Sumsum Tulang Belakang
Merupakan lanjutan dari medulla oblongata terus ke bawah sampai tulang punggung (tepatnya sampai pinggang). Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, sebagai penghantar impuls dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls mototrik dari otak ke otot tubuh.
b. Sistem Saraf Tepi (Perifer)
Sistem saraf tepi pada dasarnya merupakan lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Berdasarkan arah impuls yang dibawanya, sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf aferen, yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat, dan sistem saraf eferen, yaitu membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efektor.
Sistem saraf tepi pada manusia terdiri dari 31 pasang saraf spinal (saraf tulang belakang) dan 12 pasang saraf kranial (saraf kepala). Berdasarkan fungsinya, saraf tepi dikelompokkan menjadi dua, yaitu saraf somatik (sadar) dan saraf otonom (tidak sadar). Saraf somatic mengatur gerakan yang disadari, misalnya gerakan kepala, badan, dan anggota gerak. Sedangkan, saraf ototnom mengatur gerakan yang tidak disadari, misalnya gerakan otot polos, otot jantung, dan kelenjar.
Berdasarkan sifat kerjanya, saraf otonom dibedakan menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Kedua saraf tersebut bekerja pada efektor yang sama, namun pengaruh kerjanya berlawanan, sehingga keduanya bersifat antagonis.
- Saraf Simpatik Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung dan menempel pada sumsum tulang belakang.
- Saraf Parasimpatik Fungsi saraf parasimpatetik merupakan kebalikan dari saraf simpatik.
6. Gangguan pada Sistem Saraf Manusiaa.
- Epilepsi Merupakan kelainan pada neuron-neuron di otak. Epilepsi dapat disebabkan karena kerusakan otak pada saat kelahiran, kelainan metabolisme, infeksi, kecelakaan, maupun tumor.
- Neuritis Merupakan iritasi pada neuron yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan logam berat atau obat-obatan.
- Alzhemeir Umumnya diderita oleh orang lanjut usia, yang ditandai dengan penurunan daya ingat.