Membangun Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar
“Komunikasi adalah sesuatu yang mudah, susahnya ialah apabila kita tidak menyebutnya dengan perkataan yang mudah.” (T.S. Matthews)
Eureka Pendidikan – Sebagai tenaga pengajar professional, seorang guru haruslah mampu dalam memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan conceptual. Seorang guru juga harus mampu dalam melaksanakan dan mengetahui hal-hal yang bersifat teknis pada saat proses pembelajaran berlangsung. Yang dimaksud hal teknis disini adalah berhubungan dengan kelas terutama dalam kegiatan belajar dan pengelolaan kelas dan berusaha menciptakan interaksi kelas dalam proses belajar mengajar.
Kegagalan dalam sebuah proses belajar mengajar sangatlah umum kita jumpai, bahkan kita sering menjumpai hal semacam ini. Kegagalan dalam kegiatan belajar mengajar pada umumnya dikarenakan faktor komunikasi yang tidak diperkuat. Lemahnya komunikasi dalam kelas membuat pengajar mengalami kesusahan dalam mengelola kelas. Hal-hal semacam inilah yang harus kita hindari supaya kegagalan dalam menjalankan proses belajar mengajar tidak terulang kembali. Hal yang perlu kita lakukan agar meminimalisir kegagalan dalam proses belajar mengajar adalah dengan menguasai bagaimana cara berkomunikasi yang benar di dalam kelas.
Untuk mengembangkan komunikasi dalam kelas supaya tujuan pembelajaran tercapai, ada beberapa pola komunikasi yang perlu kita ketahui dan kita terapkan sekaligus kita kembangkan.
Komunikasi Sebagai Aksi atau Komunikasi Satu Arah
Komunikasi jenis ini menuntut guru untuk berperan aktif melakukan aksi dalam memberi sebuah materi dan siswa difungsikan sebagai penerima aksi. Memang dalam menggunakan komunikasi jenis ini, siswa akan cenderung pasif di kelas karena guru yang akan lebih aktif. Ceramah adalah sebuah komunikasi yang secara umum kurang dapat membuat siswa menjadi hidup. Siswa akan cenderung merasa bosan di kelas karena tidak terlalu banyak melakukan kegiatan.
Komunikasi Sebagai Interaksi atau Komunikasi Dua Arah
Yang dimaksud komunikasi dua arah adalah keikutsertaan semua anggota kelas baik guru maupun siswa. Guru dan siswa dapat berperan sama, sebagai aksi maupun penerima aksi. Tidak hanya guru yang memberikan aksi, tapi dengan komunikasi jenis ini, siswa juga dapat berperan sebagai aksi. Seorang guru dapat memperoleh jawaban dari kegiatan siswa yang dilakukan di dalam kelas. Komunikasi jenis ini akan memperlihatkan hubungan dua arah antara guru dan siswa dengan tetap menjaga batasan sebagai guru dan siswa. Namun komunikasi jenis ini, pelajar tidak bisa melakukan interaksi dengan sesama pelajar di dalam kelasnya karena mereka hanya melakukan interaksi antara guru dan siswa. Pelajar tidak dapat berdiskusi dengan sesama temannya, keduanya hanya dapat saling memberi dan menerima karena komunikasi ini membuat kegiatan guru dan siswa relative sama.
Komunikasi Banyak arah atau Komunikasi Sebagai Transaksi
Komunikasi banyak arah adalah komunikasi yang melibatkan interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa yang lainnya. Proses pembelajaran yang menggunakan pola komunikasi semacam ini akan membuat kegiatan siswa dalam kelas menjadi berkembang. Mereka dapat melakukan interaksi dengan sesama teman selain hanya dengan guru. Kegiatan siswa akan lebih optimal dengan interaksi semacam ini, tentu dengan peran seorang guru sebagai pengawas dalam kelas sekaligus sebagai penggerak. Kebebasan dalam bereksperi membuat siswa menjadi lebih aktif. Melakukan diskusi dengan sesama teman membuat komunikasi siswa menjadi lebih berkembang. Karena pada dasarnya melakukan komunikasi atau sering berbicara juga secara tidak langsung akan mengasah otak agar tidak tumpul.
Dalam kegiatan belajar siswa, tentulah memerlukan beberapa aspek yang mendorong atau memungkinkan siswa melakukan komunikasi secara baik sesuai dengan apa yang sedang dia pelajari dalam kelas. Jangan sampai karena mereka aktif bahasan yang mereka perbincangkan jauh menyimpang dari apa yang seharusnya mereka pelajari dan mereka komunikasikan dalam sebuah diskusi kelas. Untuk mengatasi masalah seperti ini, maka peran guru sangatlah dibutuhkan sebagai managerial kelas. Sebuah pengaturan dalam proses belajar mengajar sangatlah dibutuhkan. Maka, seorang guru haruslah memiliki strategi dalam membangun komunikasi yang baik dalam kelas.
Dalam membangun komunikasi dalam kelas agar tercapai proses belajar mengajar yang mengarah pada suksesnya tujuan belajar, minimal ada lima strategi yang perlu dikembangkan untuk membangun komunikasi yang efektif, diantaranya
Respek
Saling menghargai akan membuat seseorang merasa bahwa dirinya merasa nyaman dan akan berbalik menghargai orang yang telah memberinya penghargaan. Mengawali komunikasi dengan sebuah rasa saling menghargai memang haruslah dilakukan di awal sebelum proses belajar mengajar dimulai. Seorang guru akan sukses berkomunikasi dengan siswa bila dia melakukannya dengan penuh respek terhadap siswa. Jika hal ini dilakukan, maka dengan sendirinya siswa juga akan menaruh respek terhadap guru. Gunakanlah identitas anda sebagai seorang pendidik bukan pengajar, hilangkan semua atribut dan anggaplah mereka semua seperti anak kandung di sekolah.
Empati
Empati merupakan sebuah kemampuan menempatkan diri terhadap situasi yang sedang dirasakan oleh orang lain. Seorang guru dituntut untuk mampu menjadi pendengan dan mengerti apa yang sedang dirasakan oleh anak didiknya. Menjadi teman curhat, mempu membaca gerak tubuh siswa.Guru yang baik adalah guru yang tidak meminta siswa untuk mengerti kondisi gurunya. guru yang baik adalah guru yang mampu mengerti kondisi anak didiknya. Mengerti psikologis setiap siswa, memahami dan berusaha untuk mencarikan solusi untuk siswa yang bersangkutan. Merangkul semua siswa seolah mereka adalah teman adalah seorang guru panutan bagi setiap anak didiknya. Seorang guru yang baik harusnya mampu untuk tidak membedakan mana yang pintar yang rajin, yang bandel atau bahkan yang selalu menuruti perintah gurunya. Semua haruslah diberikan porsi yang sama dalam hal empati. Jangan karena kenakalannya maka hukuman yang tidak mendidik diberikan kepada siswa tersebut. Dalam hal secaman ini, seorang guru dituntut untuk melibatkan mata hati dan perasaan dalam memahami berbagai perihal yang ada pada anak didiknya.
Audible
Audible berarti dapat didengarkan atau dapat dimengerti dengan baik. Penyampaian yang baik dalam kelas akan lebih mudah diterima daripada yang menggunakan bahasa terlalu rumit. Penampilan yang rapi tutur bahasa yang sopan merupakan sebuah cara dalam menarik perhatian siswa agar komunikasi yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik.
Jelas Maknanya
Seorang guru harus berusaha untuk tidak menimbulkan makna ganda pada saat menyampaikan sebuah permasalahan terhadap siswa. Agar pesan yang disampaikan tidak menimbulkan makna ganda, seorang guru hendaknya mampu menguasai bahasa mereka. Penggunaan bahasa yang sering digunakan oleh anak didik akan lebih dapat dimengerti daripada menggunakan bahasa orang dewasa.
Rendah hati
Sikap rendah hati seorang guru mengandung makna jika dia sangat menghargai anak didiknya. Tidak memandang rendah terhadap siswa yang dianggapnya bodoh sekalipun.
Fathurrohman, P dan Sutikno M,S. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama. Bandung