Metode Diskusi Buzz Group

3 min read

Metode Diskusi Buzz Group

Eureka Pendidikan. Menurut Suprijanto (2007:110), Metode diskusi buzz group merupakan alat untuk membagi kelompok diskusi besar menjadi kelompok-kelompok kecil. Terdapat dua jenis diskusi yang sering digunakan dalam menerapkan metode buzz group yaitu: pertama, teknik yang paling sering digunakan adalah membagi kelompok asal menjadi kelompok buzz yang terdiri atas 10 sampai 15 orang, bila kelompok asal anggotanya berjumlah 30 orang atau lebih. Sekretaris membuat catatan tentang ide-ide yang disarankan oleh anggota kelompok dan menyiapkan kesimpulan yang akan disampaikan kepada kelompok besar setelah diskusi buzz group selesai. Kemudian sekretaris tiap kelompok, diminta untuk melaporkan hasil sebelum dibuka diskusi kelompok umum. Waktu yang dibutuhkan untuk diskusi buzz group berkisar 10-20 menit tergantung pada topik yang dibicarakan. Penggunaan metode buzz group tipe pertama ini memerlukan pengaturan tempat duduk, sebaiknya dalam posisi melingkar.

Untuk kelompok 30 orang atau kurang digunakan kelompok buzz kecil (jenis kedua) yang mencakup formasi kelompok diskusi 2-3 orang. Teknik ini banyak digunakan untuk menumbuhkan minat dan kreativitas serta merupakan alat pemulai diskusi yang sangat baik.

Pengelompokan siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain; menurut urutan tempat duduk sehingga dapat dibentuk tanpa memindahkan siswa, pengelompokan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu (misal berdasarkan nama abjad, berdasarkan bakat dan minat, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa), pengelompokan berdasarkan nomor kartu yang dikocok dan pengelompokan berdasarkan bilangan.

Metode buzz group yaitu cara pembahasan suatu masalah yang dalam pelaksanaannya siswa dibagi dalam kelompok kecil antara 3-4 orang membahas suatu masalah yang diakhiri dengan penyampaian hasil pembahasannya oleh setiap juru bicara pada kelompok besar/kelas. Sama seperti diskusi, diskusi buzz group adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam diskusi yang lebih luas serta dapat mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan untuk mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan.

Setelah diskusi buzz group, proses dilanjutkan dengan diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi buzz group yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi buzz group. Komunikasi dalam diskusi ini terjadi dimana tiap anggota kelompok menyatakan ide-idenya yang dicatat oleh sekretaris. Sekretaris menyimpulkan hasil diskusi dan akan disampaikan pada diskusi kelas. Diskusi buzz group biasanya hanya memerlukan waktu 10-20 menit.
Hasil belajar yang diharapkan dalam metode buzz group yaitu siswa membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingan informasi yang diperoleh masing-masing sehingga siswa dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi sehingga dapat dihindarkan kekeliruan (Hasibuan dan Moedjiono, 1995:21).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode diskusi buzz group adalah suatu metode yang membagi kelas besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Hasil diskusi ditulis oleh salah satu siswa dan dikumpulkan ke guru. Kemudian guru membahas materi diskusi untuk mencapai suatu kesimpulan yang benar. Diskusi buzz group dapat dilaksanakan ditengah-tengah atau diakhir pembelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-petanyaan (Hasibuan dan Moedjiono, 1995:21).
Kelebihan dan Kekurangan Metode Buzz Group
Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Mudjiono dan Dimyati (1992:55) adapun kelebihan dan kekurangan dalam metode diskusi buzz group  yaitu :
Kelebihan Metode Diskusi Buzz Group
Mendorong siswa yang malu-malu untuk memberikan sumbangan pikiran sehingga dapat meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam diskusi; Menciptakan suasana yang menyenangkan; Menghemat waktu memungkinkan pembagian tugas kepemimpinan; Memberikan variasi kegiatan belajar yang disertai dengan penggunaan metode lain; Membangkitkan motivasi siswa, motivasi ini dapat menjadikan siswa berpikir ilmiah dan dapat mengembangkan pengetahuan; Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan mengembangkan kesamaan pendapat dalam mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan (Mudjiono dan Dimyati,1992:55)
Menurut Gall and Gall (dalam Paul Suparno, 2007:130) diskusi memiliki kelebihan yaitu :
a.    Menguasai bahan
Dengan diskusi siswa terbantu untuk lebih menguasai bahan yang didiskusikan, bukan hanya menghafal.
b.    Memecahkan persoalan
Dengan diskusi siswa dapat memecahkan persoalan  yang dianjurkan guru, jadi siswa belajar memecahkan persoalan bersama.
c.    Perkembangan moral
Dengan diskusi siswa dilatih mengembangkan moral seperti menghargai nilai moral seperti menghargai  nilai orang lain, gagasan orang lain, saling bekerja sama, terbuka.
d.    Perkembangan tingkah laku
Tinglah laku siswa juga berubah dengan diskusi, mereka menjadi lebih sopan, lebih menghargai teman, berbicara secara benar dan rasional.
e.    Keterampilan komunikasi
Dengan diskusi kemampuan berbicara akan bertambah, keterampilan komunikasi dengan teman dan orang lain pun berkembang.
Kekurangan Metode Diskusi Buzz Group
Membutukan waktu yang cukup lama untuk melakukan persiapan; Metode ini tidak akan berhasil bila anggota kelompok terdiri dari individu yang tidak tahu apa-apa; Diskusi berputar-putar.
Berdasarkan pernyataan diatas metode diskusi buzz group memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Peranan guru menjadi sangat penting dalam mengatasi beberapa kelemahan metode ini, seperti menyiapkan perangkat pembelajaran dan hal-hal yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan pembelajaran, menjadi motivator siswa untuk mempelajari materi yang akan diajarkan lebih dulu, menjadi fasilitator disaat siswa mengalami kesulitan dan selalu memantau kegiatan diskusi siswa sehingga diskusi dapat berjalan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Langkah-langkah Metode Buzz Group
Membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar adalah tugas seorang guru meskipun dalam pemebelajaran metode ini siswa dituntut untuk belajar dan memecahkan masalah sendiri. Hal tersebut dilakukan oleh guru agar tujuan pemebelajaran dapat tercapai. Penerapan suatu metode pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru memahami secara jelas tentang prosedur pelaksanaan metode yang digunakan. Menurut Surjadi (dalam Supriadi, 2006) prosedur pelaksanaan metode buzz group sebagai berikut :
  1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 3-4 siswa. Tiap kelompok mengerjakan topik yang sama dengan dibatasi waktu tertentu.
  2. Guru menyampaikan materi secara umum atau garis besar dengan metode ceramah, kemudian guru menentukan topik masalah yang akan didiskusikan.
  3. Selama diskusi berlangsung guru memantau dan memperhatikan aktivitas siswa. Guru mengunjungi setiap kelompok untuk mengetahui adakah kelompok yang memerlukan bantuan untuk memahami tugasnya.
  4. Sebelum diskusi diakhiri, guru memberikan peringatan mengenai batas waktu dalam menyelesaikan tugas.
  5. Setelah waktu yang ditentukan telah selesai, hasil diskusi tiap kelompok di kumpulkan ke guru.
  6. Guru membahas topik masalah tersebut untuk memperbaiki konsep siswa.
REFERENSI

Dimyati dan Moedjiono. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Dirjen Dikti: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Hasibuan dan Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Supriadi. 2006. Penerapan Pembelajaran dengan Metode Buzz Group untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Jember : FKIP UNEJ.
Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Pendekatan Pembelajaran : Problem Posing

Pendekatan pembelajaran Problem Posing merupakan bagian dari model pembelajaran student centered. Pendekatan pembelajaran ini menitik beratkan pada keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar. ...
Ahmad Dahlan
3 min read

Sintak Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio

Sintaks Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio Tulisan ini mengacu pada Buku Model Pembelajaran Sains Berbasis Portfolio yang di tulis oleh Muhammad Tawil (2011) dan...
Ahmad Dahlan
2 min read

Tujuan Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio

Tujuan Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio (PSPB) Eureka Pendidikan. Secara umum, tujuan pelaksanaan Model PSBP dapat dihubungkan dengan 3 aspek tujuan yakni : (1)...
Ahmad Dahlan
2 min read

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *