a. Penelitian (inquiry)
Penelitian adalah proses dimana siswa dirangsang dengan cara menghadapkannya pada masalah. Pada proses ini siswa memasuki situasi dimana mereka memberikan respon terhadap masalah yang mereka rasakan perlu dipecahkan. Masalah itu sendiri dapat timbul dari siswa atau diberikan oleh pengajar.
b. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah pengalaman yang tidak dibawa lahir tapi diperoleh dari individu melalui dan dari pengalamannya secara langsung maupun tidak langsung.
c. Dinamika belajar kelompok (the dynamics of the learning group)
Dinamika kelompok menunjuk pada suasana yang menggambarkan sekelompok individu saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama. Dalam interaksi ini melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling tukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi.
Unsur-unsur model group investigation adalah sebagai berikut.
Menurut Slavin (2005:218-220), dalam group investigation, siswa bekerja melalui enam tahapan yaitu sebagai berikut.
1) Tahap 1: mengidentifikasi topik dan mengorganisasi siswa dalam kelompok dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Siswa membaca sepintas sumber, tujuan topik, dan mengkategorikan saran.
- Siswa bersama-sama kelompok mempelajari topik yang ditentukan.
- Komposisi kelompok didasarkan pada minat dan keheterogenan.
- Guru membantu dalam pengorganisasian pengumpulan informasi dan fasilitas.
Secara bersama-sama anggota kelompok merencanakan tugas belajar, yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang kita pelajari? Bagaimana kita belajar? Siapa yang melakukan apa (pembagian tugas)? Untuk tujuan atau sasaran apa kita menginvestigasi topik ini?
- Siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi, menganalisa data, dan mencapai kesimpulan.
- Masing-masing anggota kelompok memberikan kontribusi pada usaha kelompok.
- Masing-masing anggota kelompok mempertukarkan, mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensintesis ide-ide.
- Anggota kelompok menentukan informasi esensial dari proyek mereka.
- Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
- Kelompok mewakili bentuk suatu komite pelaksana untuk mengkoordinasikan rencana presentasi.
- Presentasi dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai bentuk.
- Bagian dari presentasi secara aktif melibatkan pendengar.
- Pendengar mengevaluasi kejelasan, dan mempertimbangkan presentasi sesuai dengan kriteria yang ditentukan sebelumnya oleh seluruh kelas.
- Siswa memberikan umpan balik tentang topik permasalahan yang telah diselesaikan, yaitu tentang apa yang mereka kerjakan, dan tentang pengalaman afektif mereka.
- Guru dan siswa bekerjasama dalam mengevaluasi belajar siswa.
- Penilaian belajar harus mengevaluasi tingkat pemikiran yang lebih tinggi.
Sistem sosial yang berlaku dalam model ini adalah pembentukan kelompok dengan kondisi siswa yang heterogen dan demokratis. Siswa diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi terbuka. Selain itu siswa juga diajarkan untuk berani mengemukakan pendapatnya di hadapan umum.
c. Prinsip reaksi
Pengajar lebih berperan sebagai fasilitator dan konselor yang memberikan kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya membimbing dan mencerminkan kelompok melalui tiga tahap dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Tahap pemecahan masalah, berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, apa yang menjadi hakikat dan fokus masalah.
- Tahap pengelolaan kelas, berkenaan dengan cara mengorganisasi kelompok agar memperoleh informasi.
- Tahap pemaknaan secara perorangan, berkenaan dengan proses pengkajian cara yang dilakukan kelompok dalam menghayati jawaban yang diperoleh hingga kriteria yang didapatnya dalam bersaing dengan kelompok lain.
Suasana kelas yang berupa diskusi kelompok dan sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan model ini adalah lembar kerja siswa (LKS).
Dampak pengiring dari penerapan model pembelajaran group investigation adalah sebagai berikut.
- Berani menyumbangkan ide untuk memecahkan permasalahan kelompok,
- Siswa belajar menghargai pendapat teman.
- Meningkatkan kerja sama antar siswa dengan membantu teman dalam kelompok untuk memahami meteri dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
- Saling memberi dorongan pada teman untuk maju.
- Mengemban tanggung jawab untuk mengelola dan saling memeriksa hasil kerja teman dalam kelompok.
- Mengurangi tingkat kesenjangan sosial siswa dikelas, siswa yang pandai menyadari bakat yang dimilikinya untuk mau membaginya kepada siswa lain.
Dampak intruksional yang diperoleh dari model pembelajaran group investigation ini, yaitu:
1) Siswa lebih memahami dan menguasai materi yang telah diberikan
2) Siswa mampu memecahkan dan menyelesaikan soal dari materi yang dipelajari.
- Memungkinkan siswa untuk secara aktif melakukan investigasi terhadap suatu topik, sebab group investigation memfokuskan pada investigasi terhadap suatu topik atau konsep.
- Group investigation menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membentuk atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermakna.
- Group investigation efektif dalam membentuk siswa untuk bekerjasama dalam kelompok dengan latar belakang berbeda (misalnya kemampuan, gender, dan etnis).
- Group investigation menyediakan konteks sehingga siswa dapat belajar mengenai dirinya dan orang lain.
REFERENSI
Harisantoso, John. 2005. Pendekatan kooperatif model group investigation suatu analisis pengantar. Edusaintek. Vol 1, No 1, P 1-8.
mohon izin untuk menggunakan dan menerapkan ilmu ini. terima kasih.
Terima kasih komentarnya,.. Terima kasih ibu Dynna. Mari mencerdaskan kehidupan bangsa