Peran Keluarga Dalam Perkembangan Moral Remaja
Eureka Pendidikan. Keluarga merupakan satuan terkecil dari sistem social yang ada di masyarakat. Peran keluarga sangat penting bagi perkembangan remaja. Menurut penelitian Mandara dan Murray (2000) keluarga yang berperan baik dapat meningkatkan harga diri pada remaja. Tidak hanya hanya itu, keluarga juga berperan dalam hal pendidikan, khusus pendidikan pra sekolah. Pada saat masih kanak-kanak keluarga yang mengajarkan nilai-nilai moral, agama, dan bagaimana seharusnya berperilaku. Menurut Clatworthy (1980) peran keluarga sangat banyak, yaitu sosialisasi pendidikan, reproduksi, perlindungan dan keselamatan, kontrol sosial, kebutuhan psikologis, agama dan rekreasi. White (2000) dalam penelitiannya membuktikan bahwa keluarga mempnyai peran penting dalam pembentukan moral remaja.
Studi yang dilakukan White tentang peran keluarga dalam pembentukan berpikir moral (moral thaought) di lakukan di Australia. Subjek penelitian berjumlah 271 remaja (14-19 tahun) beserta orangtuanya. Pada penelitian ini, White berusaha menghubungkan proses dalam keluarga dengan berpikir moral (moral thaough)t. Dia menggunakan pendekatan sistem-keluarga pada pembentukan berpikir moral remaja. Moral remaja tidak hanya bersumber dari kelompoknya saja, tetapi peran kelurga terutama orangtua sangat penting. Kemampuan keluarga dalam proses pembentukan moral remaja dapat dilihat dari tiga elemen, yaitu kedekatan keluarga (cohesion familiy), adaptasi, dan komunikasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan signifikan antara proses sosialisasi dalam kelurga dengan berpikir moral (moral thaought) pada remaja. Ada tiga elemen yang berperan dalam proses perkembangan berpikir moral. Pertama , remaja yang mempunyai hubungan baik atau kedekatan dengan keluarga, akan mempunyai berpikir moral yang baik daripada remaja yang kurang mampu berhubungan baik dengan keluarga. Kedekatan keluarga mempunyai hubungan dengan penilaian moral. Remaja yang menerima kehangatan keluarga cenderung akan mudah dalam menerima nlai-nilai moral dari kelurganya. Kedekatan keluarga dilihat dari keterikatan yang terjadi antar setiap anggota keluarga. Ukurannya dilihat dari keterikatan emosional, batasan, waktu, teman, pengambilan keputusan, minat, dan rekreasi. Kedua, adalah adaptasi. Remaja yang mengalami proses adapatasi yang baik dalam keluarga akan mempunyai pengaruh signifikan pada perkembangan moral daripada remaja yang tidak mampu berdaptasi di keluarga. Hasil ini membuktikan bahwa proses adaptasi remaja di keluarga mempunyai hubungan dengan berpikir moral (moral thaought ) remaja. Menurut Olson (dalam White, 2000) adaptasi keluarga adalah kemampuan sistem keluarga untuk mengubah struktur kekuasaan ( asertivitas, kontrol, dan disiplin), gaya negosiasi, hubungan dengan peraturan dalam merespon situasi dan perkembangan stress. Terakhir adalah komunikasi. Remaja yang mempunyai komunikasi positif dengan keluarga terutama orangtua, akan mempunyai peran yang besar dalam pembentukan berpikir moral (moral thaought) daripada remaja yang menpunyai komunikasi negatif. Kemampuan positif dalam keluarga dapat dilihat dari kemampuan remaja untuk berkomunikasi dengan orangtuanya secara baik dan demokratis sehingga nilai-nilai moral dari orangtua dapat diinternalisasi secara baik oleh remaja. Komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang baik pula, dan juga menciptakan saling memahami akan makna atau arti dari pesan yang disampaikan (Sarwono, 1999). Remaja yang mengalami komunikasi negatif cenderung tidak ingin mengambil nilai-nilai moral dari keluarga, tetapi lebih mengambil nilai-nilai moral dari luar lingkungankeluarga.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa peran keluarga dalam mensosialisakan nilai-nilai moral kepada remaja sangat penting. Kemampuan remaja dan orangtua dalam hal adaptasi, kedekatan dan komunikasi sangat dibutuhkan dalam proses penyampaian nilai-nilai moral, sehingga nilai-nilai moral itu akan mempengaruhi cara berpikir moral remaja. Nilai-nilai yang diajarkan dalam keluarga salah satu sumber moral yang sangat banyak dipakai adalah agama. Menurut Hurlock (1999) peran agama sangat penting dalam pembentukan moral remaja. Dalam agama diajarkan bagaimana seseorang harus berpiikir, bersikap dan berperilaku dengan orang lain. Seseorang yang memiliki keyakinan kuat terhadap agamanya akan berusaha sekuat mungkin untuk tidak melanggar dari ajaran agamanya. Dalam proses memberikan nilai-nilai moral yang berasal dari agama, peran keluarga sangat penting. keluarga harus sedini mungkin mengenalkan nilai-nilai moral yang dari agama sehingga nanti setelah remaja atau dewasa sudah terbiasakan dengan nilai-nilai moral yang baik.