Raka Joni (2000) membagi tataran kurikulum menjadi 5 tataran yakni 1) Kurikulum ideal, 2) Kurikulum Formal, 3) Kurikulum Instruksional, 4) Kurikulum Operasional dan 5) kurikulum Exkpresional.
A. Kurikulum Ideal
Kurikulum ideal adalah segala sesuatu yang dianggap penting sehingga perlu untuk dimasukkan kedalam kurikulum oleh hampir setiap orang. Cakupan dari kurikulum ideal sangat luas berdasarkan isinya akan tetapi tidak sistematis. Kurikulum ideal memiliki beban yang besar, hal ini karena ruang lingkup yang sangat luas. Sehingga pada kenyataannya susah sekali mewujudkannya ke dalam bentuk kurikulum formal.
Kurikulum semacam ini cenderung memuat banyak hal yang dianggap perlu dan penting untuk subjek atau mata pelajaran dan harus terpenuhi. Penambahan ini kadang akan terlampau banyak dan membuat kurikulum menjadi tidak efisien
Fungsi dari kurikulum ideal adalah gambaran aspirasi konstituen yang perlu untuk dikaji, diperhatikan, disaring dan dikemas dalam bentuk yang tepat. Hal itu semua bertujuan agar Kurikulum ini nantinya dapat digunakan oleh semua pihak yang terlibat dalam urusan pendidikan formal semisal badan pengembang kurikulum, pihak pengelola pendidikan dan guru sebagai fasilitator pembelajaran. Perampingan ini terutama ditujukan kepada guru yang langsung mengaplikasikan kepada peserta didik sebagai ujung tombak dunia
pendidikan dilapangan.
B. Kurikulum formal
Kurikulum formal secara sederhana adalah sebagai rencangan program pembelajaran secara lengkap dan umum dengan tujuan agar maklamat pendidikan dan tujuan dari tingkat pendidikan tercapai. Bentuk dari kurikulum ini sendiri adalah sebuah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan kurikulum.
Menurut Ornstein, AC dan Hunkins, F (1983) kurikulum formal ialah rancangan eksplisit dan sistem operasional yang dikehendaki oleh badan pendidikan yang dikelola oleh guru mata pelajaran dan harus terdefenisikan dengan jelas. Bisa dikatakan kurikulum ini adalah bentuk dari undangudang mengenai kurikulum, Standar Isi dan apapun yang terkait dengan kurikulum yang berbentuk dokumen lengkap disertai dengan defenisi yang termuat didalamnya.
C. Kurikulum Instruksional
Bentuk dari kurikulum formal tentunya belum cukup menjadi acuan seorang guru sebagai ujung tombak pendidikan untuk melaksanakan kegiatan di dalam kelas. Dibutuhkan penjabaran bentuk kurikulum yang masih berbentuk umum kedalam bentuk yang lebih Jelas.
Penjabaran kurikulum formal menjadi seperangkat skenario pembelajaran (Seknarion Pembelajaran, RPP dan silabus) hingga jam pertemuan selanjutnya disebut kurikulum Instruksional. Guru bertugas mengimplementasikan kurikulum formal dalam konteks kelembagaan.
Kurikulum Operasional. Meskipun kurikulum instruksional merupakan penjabaran dari kurikulum formal, akan tetapi bentuk kurikulum instrusional masih dalm bentuk dokumen. Perwujudan objektive dari niat kurikulum intsruksional adalah bentuk interaksi oleh guru dengan Peserta didik, apa yang dikerjakan peserta didik, bagaimana interaksi antar keduanya serta semua jenis kegiatan didalam kelas yang merupakan aplikasi dan bentuk operasioanl dari kurikulum instruksional. Kurikulum operasional juga dapat diartikan sebagai proses
belajar dan mengajar didalam kelas.
D. Kurikulum Eksperensial
Setalah kegiatan pembelajaran dari kurikulum operasional dilaksanakan, maka akan timbul pemaknaan pengalaman
belajar yang dilakukan dan dihayati oleh masing-masing peserta didik. Pemkanaan ini begantung dari apa yang dilakukan oleh peserta didik selama mengikuti proses belajar.
Pengalaman yang didapatkan tersebut adalah kurikulum eksperensial adalah hasil dan dampak yang diperoleh oleh peserta didik dari upaya perubahan cara berfikir dan bertindak selama mengikuti proses belajar atau hasil belajar Peserta didik.
Orientasi pendekatan Kurikulum sedikit banyak akan mengacu pada tiga hal utama
- Pendekatan materi
- Pendekatan Proses, dan
- Pendekatan Kompetensi.
Ketiga hal tersebut setidaknya harus mengacu pada kecenderungan kurikulum masa depan yang tidak bersifat konvensional semisal Pendekatan konten (Content Approach) akan menuju ke Pendekatan komptensi, Guru sebagai pusat pembelajaran menjadi Siswa sebagai pusat pembelajaran, Orientasi kognitif menjadi orientasi ESQ, sistem ujian artifisial atau buatan menjadi sistem penilaian autentik dan yang terakhir Scholastic teaching menjadi Learning Based.