Tingkat Pemahaman Konsep
Berdasarkan taksonomi Bloom,pemahaman merupakan jenjang kognitif C2, pada jenjang ini kemampuan pemahaman meliputi tranlasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain), interpretasi (kemampuan menjelaskan materi) dan ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti). Menurut Berns & Erickson (2001) mengungkapkan bahwa, dalam suatu domain belajar, pemahaman merupakan prasyarat mutlak untuk tingkatan kemampuan kognitif yang lebih tinggi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.Menurut Sudjana (1992),pemahaman merupakan kemampuan yang dimiliki siswauntuk memperoleh makna dari materi pelajaran yang telah dipelajari.
Pengertian pemahaman berdasarkan hasil revisi dari taksonomi Bloom, diungkapkan oleh Anderson & Krathwohl (2001) membagi menjadi tujuh kategori proses kognitif pemahaman diantaranya: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).
Tabel 1. Dimensi Proses Kognitif Menurut Anderson & Krathwohl (2001)
No
|
Kategori
|
Nama lain
|
Definisi
|
1
|
Menafsirkan (interpreting)
|
Mengklasifikasi
|
Mengubah satu bentuk gambar menjadi bentuk yang lain
|
Memparafrasekan
|
|||
Merepresentasi
|
|||
menerjemahkan
|
|||
2
|
Mencontohkan (exemplifying)
|
Mengilustrasikan
|
Menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau prinsip
|
Memberi contoh
|
|||
3
|
Mengklasifikasikan(classifying)
|
Mengkategorikan
|
Menentukan sesuatu dalam satu kategori
|
Mengelompokkan
|
|||
4
|
Merangkum (summarising)
|
Mengabstraksi
|
Mengabstraksikan tema umum atau point-point pokok.
|
menggeneralisasi
|
|||
5
|
Menyimpulkan (inferring)
|
Menyarikan
|
Membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang diterima
|
Mengekstrapolasi
|
|||
Menginterpolasi
|
|||
Memprediksi
|
|||
6
|
Membandingkan (comparing)
|
Mengontraskan
|
Menentukan hubungan antara dua ide, dua objek dan semacamnya.
|
Memetakan
|
|||
Mencocokkan
|
|||
7
|
Menjelaskan (explaining)
|
Membuat model
|
Membuat model sebab akibat dalam sebuah sistem.
|
Definisi konsep menurut KBBI adalah suatu ide atau gambaran dari objek melalui suatu proses yang digunakan untuk memahami hal-hal tertentu. Nasution (2006) mengungkapkan bahwa konsep sangat penting bagi manusia, karena digunakan dalam komunikasi dengan orang lain, dalam berpikir, dalam belajar, membaca, dan lain-lain. Tanpa konsep, belajar akan sangat terhambat. Hanya dengan bantuan konsep dapat dijalankan pendidikan formal. Jadi pemahaman konsep adalah pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak. Menurut Sutadi (2014), pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap dan menguasai lebih dari sejumlah fakta yang mempunyai keterkaitan dengan makna tertentu.
Pendapat senada Firman (2000) menyatakan bahwa seorang siswa dikatakan telah memahami suatu konsep jika memiliki kemampuan untuk menangkap makna dari informasi yang diterima yang berupa: (1) menafsirkan bagan, diagram atau grafik, (2) menerjemahkan suatu pernyataan verbal kedalam formula matematis, (3) memprediksikan berdasarkan kecenderungan tertentu (interpolasi dan ekstrapolasi), (4) Mengungkapkan suatu konsep dengan kata-kata sendiri. Definisi lain juga diungkapkan oleh Dahar (1996) dimana konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi.
Berdasarkan definisi para ahli tentang pemahaman dan konsep, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional pemahaman konsep adalah kemampuan seseorang dalam memaknai (mengkonstuksi) suatu konsep yang ada berdasarkan pengetahuan dasar yang dimiliki dengan mengunakan kata-kata sendiri dan mampu membuat hubungan dengan pengetahuan yang baru. Berdasarkan hasil penelitian (Abraham et al., 1992), membagi pemahaman konsep menjadi beberapa kategori seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Kategori tingkat Pemahaman Konsep Menurut Abraham et al.
No
|
Tingkat Pemahaman Konsep
|
Kriteria untuk penilaian
|
1
|
Tidak ada respon
|
Kosong
Saya tidak tahu
Saya tidak mengerti
|
2
|
Tidak ada pemahaman konsep
|
Mengulangi pertanyaan yang tidak relevan atau tidak jelas.
|
3
|
Kesalahpahaman secara spesifik
|
Respon yang tidak logis atau informasi yang tidak benar.
|
4
|
Pemahaman konsep parsial dengan kesalahpahaman yang spesifik
|
Respon yang menunjukkan bahwa pemahaman konsep juga menimbulkan pernyataan yang mengakibatkan kesalahpahaman.
|
5
|
Pemahaman konsep parsial
|
Respon yang mencakup setidaknya salah satukomponen dari respon divalidasi, tetapi tidak semua komponen.
|
6
|
Pemahaman konsep yang baik
|
Respon yang mencakup semua komponen respon divalidasi.
|
Pendapat lain juga disampaikan oleh Kilpatrick dan Findel (2001), bahwa indikator pemahaman konsep dibagi menjadi tujuh, antara lain:
- Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari.
- Kemampuan mengklarifikasi objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut.
- Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma.
- Kemampuan memberikan contoh dari konsep yang dipelajari.
- Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis.
- Kemampuan mengaitkan berbagai konsep.
- Kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.
Pemahaman siswa dapat diukur dari aspek kognitif yang meliputi tranlasi, enterpretasi dan ekstrapolasi. Tranlasi adalah kemampuan untuk memahami suatu gagasan yang dinyatakan dengan cara lain dari pernyataan asal yang dikenal sebelumnya. Indikator pencapaian tranlasi menurut Bloom (1956) dibaik menjadi 2 yaitu kemampuan menterjemahkan suatu masalah yang diberikan dengan kata-kata abstrak menjadi kata-kata yang konkret dan kemampuan menterjemahkan hubungan yang ada dalam bentuk simbol, tabel, diagram, grafik, persamaan matematis, dan rumus-rumus lain ke dalam bentuk verbal atau sebaliknya. Interpretasiadalah kemampuan untuk memahami bahan atau ide yang direkam, diubah, atau disusun dalam bentuk lain. Ekstrapolasi adalah kemampuan untuk meramalkan kecenderungan yang ada menurut data tertentu dengan mengutarakan konsekwensi dan implikasi yang sejalan dengan kondisi yang digambarkan.
Berdasarkan dimensi pengetahuan konseptual pengetahuan kognitif termasuk kategori pengetahuan tentang teori, model dan struktur. Pengembangan model mental menurut Devetak (2009) dalam pembelajaran sains ditempuh melalui 3 level yaitu makro, sub mikro, dan simbolik dimana terdapat pertemuan antara ketiganya membentuk model mental seperti pada Gambar.
Gambar. Saling ketergantungan dari Tiga Model Konsep Sains Menurut (Devetak, 2009)
REFERENSI
Abraham, M.R., Gryzybowski, E.B., Renner, J.W., & Marek, A.E. (1992). Understanding and Misunderstanding of Eighth Graders of Five Chemistry Concepts Found in Textbooks. Journal of Research in Science Teaching, 29, 105-120. Diakses pada tanggal 12 Desember 2016, dari http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/tea.3660290203/abstract;jsessionid=04DE01B0D99EF599F0B6927D4ACD1D8A.f01t01.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.) (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing:A revision of Bloom’s taxonomy of educational Objectives. New York: Longman.
Bern, Robert G. dan Patricia M. Erickson. (2001). Contextual Teaching and learning: Preparing Students for the New Economy. Tersedia dalam http://eric.ed.gov/?id=ED452376 diakses pada 12 Desember 2016.
Bloom et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals. New York: McKay.
Dahar, Wilis Ratna. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Devetak et al. (2009). Comparing Slovenian year 8 and year 9 elementary school pupils’ knowledge of electrolyte chemistry and their intrinsic motivation. Chemistry Education Research and Practice. 10, 281–290.
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, D. (Eds). (2001). Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics. Washington: National Academy Press.
Nasution, S. (2006). Azas-Azas Kurikulum. Universitas Michigan : Tarate.
Sudjana, N. (1992). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.