Mengapa Harus Dilakukan Konservasi Keanekaragaman Hayati?
Gambar 6.16 adalah foto harimau jawa. Kalian
tidak akan menemukan lagi harimau jawa di hutanhutan pulau Jawa. Harimau jawa sebagai hewan khas
pulau Jawa punah sekitar pertengahan 1970 karena
perburuan yang masif. Apa perasaan kalian ketika
harimau jawa ini telah punah? Apa yang seharusnya
dilakukan oleh masyarakat Indonesia agar kejadian
serupa tidak terjadi pada spesies lainnya?
Manfaat Konservasi
Alam telah memberikan banyak manfaat bagi
kehidupan manusia, baik sebagai sumber pangan,
papan maupun sandang. Namun demikian, manusia
sering melupakan prinsip pengelolaan sumber daya
alam. Pengelolaan sumber daya alam yang tidak
bijaksana dapat menyebabkan kelangkaan bahkan
kepunahan. Dampak lainnya adalah banyaknya
terjadi bencana alam akibat kerusakan alam, misalnya
banjir bandang dan tanah longsor yang merugikan
manusia bahkan harus kehilangan nyawa.
Kelangkaan dan kepunahan berbagai spesies
sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup
manusia. Berangkat dari permasalahan tersebut,
diperlukan upaya yang dapat melestarikan
kekayaan alam. Upaya tersebut menerapkan
konsep mutualisme antara manusia dan alam yang
selanjutnya dikenal sebagai konservasi.
Konservasi adalah pengelolaan sumber
daya alam hayati yang dilakukan secara bijaksana
untuk menjaga kesinambungan persediaan hayati
dengan meningkatkan dan memelihara kualitas
keanekaragaman nilainya. Konservasi merupakan
suatu kegiatan memanajemen antara kehidupan
manusia dengan sumber daya alam agar tercipta
kehidupan bisa tetap dipertahankan dan dilestarikan.
Manfaat konservasi dapat dilihat dari aspek
ekologi dan ekonomi. Manfaat secara ekologi adalah
terlindunginya keanekaragaman hayati melalui
keseimbangan ekosistem, sehingga terbebas dari
ancaman kepunahan. Keseimbangan ekosistem yang
tercipta dapat menghindarkan manusia dari bencana
dahsyat, seperti banjir bandang dan kekeringan.
Manfaat secara ekonomi adalah tersedianya sumber
sandang, pangan dan papan yang berkelanjutan.
Selain itu jika dikelola dengan baik maka dapat
dijadikan sebagai sumber penghasilan, misalnya
dijadikan sebagai tempat ekowisata.
Metode Konservasi
Secara umum, metode konservasi lingkungan dibagi
menjadi dua, yaitu konservasi secara in-situ dan
eks situ. Metode Konservasi in-situ adalah upaya
pelestarian keanekaragaman hayati, baik berupa
flora ataupun fauna, yang dilakukan di habitat asli
spesies tersebut. Lingkungan yang akan menjadi
lokasi konservasi harus masih berada dalam kondisi
yang layak dan terjaga untuk dihuni oleh spesies
tersebut.Kawasan yang berfungsi sebagai lokasi
konsevarsi secara in-situ antara lain suaka margasatwa,
cagar alam dan taman nasional (Gambar 6.17).
Tujuan penetapan kawasan konservasi adalah untuk
mengurangi resiko kerusakan pada habitat tertentu,
sehingga tidak mengancam kelangsungan hidup
flora dan fauna.
Spesies yang ingin dilestarikan adalah makhluk
hidup yang mempunyai karakteristik unik.
Konservasi in-situ dilakukan jika jumlah spesies yang
akan dilindungi terlalu banyak dan tidak mungkin
untuk dipindahkan. Selain itu, ada spesies yang
beresiko mati jika dipindahkan dari habitat aslinya
sehingga cara terbaik adalah dengan mengkonservasi
di habitat aslinya. Maka dari itu lingkungan tersebut
harus dijadikan sebagai kawasan konservasi.
Metode konservasi eks-situ adalah upaya
pelestarian keaneragaman hayati yang dilakukan di
luar habitat aslinya. Lingkungan konservasi secara
eks-situ merupakan lingkungan buatan manusia.
Konservasi eks-situ menjadi alternatif apabila habitat
asli dari suatu spesies sudah rusak, sehingga tidak layak
lagi untuk dihuni dan apabila ingin mengembalikan
fungsinya juga butuh waktu yang lama.
Karakteristik dari habitat buatan adalah
wilayahnya tidak terlalu luas dan jumlah populasi
yang dikonservasi tidak terlalu banyak. Lokasi
pembuatan habitat buatan berdekatan dengan
pemukiman manusia, sehingga spesies yang
dikonservasi tidak dibiarkan secara liar. Konservasi
secara eks-situ dibuat semirip mungkin dengan
habitat aslinya agar tingkat keberhasilan konservasi
tergolong tinggi. Contoh bentuk konservasi ekssitu adalah penangkaran dan kebun binatang
(Gambar 6.18)