Selain Planet, terdapat pula benda langit dalam sistem surya. Benda ini ikut mengorbit matahari baik dengan lintasan langsung maupun ikut mengorbit pada langit lainnya.
Benda Langit
A. Satelit
“Setiap benda langit yang berputar mengelilingi benda langit lainnya disebut satelit” . Bumi disebut satelit Matahari karena mengelilingi Matahari. Bulan disebut satelit Bumi karena mengelilingi Bumi. Meski demikian, kita sudah terbiasa menyebut satelit hanya untuk benda-benda langit yang berputar mengelilingi planet.
Tercatat oleh NASA ada lebih dari 200 satelit di Tata Surya. Kali ini kita akan mengenal beberapa di antaranya. Bulan akan kita bahas pada subbab tersendiri.
1) Ganymede
Ganymede adalah satelit Jupiter dan merupakan
satelit terbesar di Tata Surya. Tidak hanya ukurannya
yang menjadikan Ganymede istimewa. Saat ini, ia
adalah satu-satunya satelit yang memiliki medan
magnetnya sendiri. Adanya medan magnet ini
menyebabkan di Ganymede sering muncul aurora,
semacam semburat cahaya yang berpendar di sekitar
kutubnya.
Ditemukan sejak tahun 1610, Ganymede
menarik perhatian banyak astronom untuk terus
mempelajarinya. Berdasarkan hasil penyelidikan,
ditemukan bahwa atmosfer Ganymede mengandung
sejumlah kecil oksigen. Meski demikian, menurut
ilmuwan, oksigen tersebut terlalu tipis untuk dapat
memungkinkan adanya kehidupan seperti di Bumi.
2) Titan
Titan adalah satelit terbesar planet Saturnus dan
menjadi satu-satunya satelit yang terbukti memiliki
lapisan atmosfer dengan kandungan yang penting.
Seperti Bumi, atmosfer Titan mengandung lebih
banyak nitrogen.
Keistimewaan lain dari Titan adalah bukti-bukti
bahwa Titan mengandung cairan di permukaannya,
dalam bentuk sungai-sungai, danau, dan lautan.
Cairan ini adalah cairan hidrokarbon seperti metana
dan etana. Kondisi ini membuat sebagian ilmuwan
menyimpulkan, bisa jadi di Titan terdapat kehidupan
yang makhluknya tersusun atas kandungan kimiawi
yang berbeda, tidak seperti makhluk Bumi. Tapi
tentu saja, ini semua belum dapat dibuktikan.
3) Io
Io adalah satelit ketiga terbesar milik Jupiter, dengan keaktifan vulkanis yang sangat tinggi. Ledakan ledakan vulkanik ini disebabkan oleh gaya gravitasi Jupiter sebagai planet induknya dan dua satelit tetangga yang jaraknya cukup dekat yaitu Europa dan Ganymede. Seperti Ganymede, Io memutari Jupiter dengan posisi sisi yang sama sepanjang waktu. Adanya tetangga satelit ini menyebabkan gerakan Io nyaris tak beraturan.
Aktivitas vulkanik yang terus menerus dan
radiasi membuat ilmuwan meyakini sulit untuk
hidup di satelit ini.
B. Planet Kerdil
Selain delapan planet yang sudah kita kenali di awal
bab ini, ada juga yang dikategorikan sebagai planet
kerdil. Salah satu contoh planet kerdil adalah Pluto.
Nasib Pluto Terusir dari Daftar Planet Pada tahun 2006 status Pluto bukan lagi disebut sebagai planet. Ini merupakan hasil dari pertemuan umum International Astronomy Union (IAU). Dilansir dari Live Science, untuk menjadi planet, benda langit harus memenuhi tiga kriteria. Kriteria itu sebagai berikut.
- Planet harus mengorbit matahari.
- Orbit planet harus bersih dari dari benda-benda langit lain.
- Planet harus bulat.
Tapi Pluto tidak memenuhi ketiga kriteria tersebut. Pluto hanya mengikuti dua kriteria, yakni bulat dan mengorbit Matahari. Pluto dikelilingi oleh ribuan benda langit lainnya dan bongkahan puing. Ia belum membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya.
Secara umum, planet kerdil memang memiliki
banyak kemiripan dengan planet biasa. Keduanya
sama-sama mengelilingi Matahari. Keduanya
juga memiliki gaya gravitasinya sendiri. Hal yang
membedakan adalah pada planet kerdil gaya gravitasi
ini tidak cukup besar untuk menjaga kestabilan
bentuknya. Gaya gravitasi yang kurang kuat ini
juga yang menyebabkan orbit planet kerdil tidak
benar-benar bersih dari benda-benda langit lain.
Bahkan pada kasus Pluto, ia mempunyai satelit yang
ukurannya lebih besar dan memiliki gaya gravitasi
yang kuat, sehingga menyebabkan Pluto sering
terganggu dan mudah goyah. Mungkin rasanya
sama seperti saat kendaraan yang kita tumpangi
disusul oleh kendaraan yang jauh lebih besar dengan
kecepatan yang lebih tinggi.
1) Pluto
Pluto adalah benda langit yang mencuri perhatian.
Pernah dianggap planet untuk waktu yang cukup
lama tetapi ilmuwan yang melakukan penyelidikan
intensif menyadari ada perbedaan antara Pluto
dengan kedelapan planet lainnya di Tata Surya.
Selain itu, planet kerdil ini juga memiliki fisik
yang menarik, yaitu satelit-satelit yang berputarputar, gunung-gunung yang tinggi, serta salju yang
berwarna merah.
Posisinya yang begitu jauh dari Matahari setara
dengan 40 kali jarak Matahari ke Bumi. Pluto terletak
di sebuah area yang disebut Sabuk Kuiper. Sabuk
Kuiper itu sendiri dimulai dari Neptunus, sehingga
benda-benda langit yang berada di daerah ini juga
disebut sebagai objek trans-Neptunus.
2) Ceres
Kalau Pluto terletak di area Sabuk Kuiper, Ceres
(Gambar 7.19) yang dulunya dimasukkan dalam
golongan asteroid ini “tinggal” di Sabuk Asteroid.
Sabuk Asteroid terletak di antara Mars dan Jupiter.
Ceres adalah objek terbesar di Sabuk Asteroid.
Bahkan dibandingkan dengan asteroid lainnya,
ukuran Ceres memang jauh berbeda. Itu pula
yang menjadi salah satu penyebab mengapa Ceres
berganti status menjadi planet kerdil.
Meski belum terbukti memiliki lapisan atmosfer
di permukaannya, ilmuwan masih menimbang
kemungkinan Ceres berpotensi dapat menopang
kehidupan. Pertimbangan ini dikarenakan adanya
temuan bahwa di Ceres terdapat air.
3) Haumea
Satu lagi benda langit yang unik, mari berkenalan
dengan Haumea. Planet kerdil ini berbentuk oval,
tidak bulat seperti kebanyakan planet. Haumea
juga termasuk dalam objek trans-Neptunus, dan
memiliki dua satelit yang berputar mengelilinginya,
yaitu Namaka dan Hi’iaka. Bentuknya yang oval
disebabkan oleh gerak rotasinya yang sangat cepat.
Pengetahuan tentang Haumea masih
sangat terbatas. Ilmuwan masih terus berusaha
menyelidikinya. Sejauh ini yang diketahui adalah
suhu permukaannya yang sangat ekstrim dinginnya.
Haumea juga tidak memiliki medan magnetik
sendiri. Selain itu, Haumea juga ditemukan ternyata
memiliki cincin.
4) Makemake
Berlokasi yang sama dengan Pluto, Haumea, dan
Eris, Makemake adalah objek paling terang kedua di
Sabuk Kuiper setelah Pluto. Penemuan Makemake
dan Eris-lah yang membuat ilmuwan kembali
mempertimbangkan ulang mengenai syarat benda
langit yang disebut planet, hingga terciptalah istilah
planet kerdil.
Letaknya yang sangat jauh dari Bumi
menyebabkan pengamatan pada bentuk fisik
permukaan Makemake masih cukup sulit dilakukan.
Dari jauh, terlihat warna Makemake seperti Pluto,
merah kecoklatan. Ilmuwan juga menemukan
metana dan etana beku di permukaannya.
5) Eris
Ukuran Eris yang sedikit lebih besar dari Pluto
menyebabkan astronom berdebat mengenai
definisi planet. Permukaannya juga mirip seperti
Pluto, berbatu-batu. Ilmuwan menduga suhu
permukaannya berkisar -217°C hingga -243°C.
c. Asteroid
Memiliki nama lain yaitu planet minor atau planetoid,
asteroid adalah benda langit yang juga mengorbit
pada Matahari. Ukurannya jauh lebih kecil dibanding
planet. Ada tiga kelompok asteroid yang diketahui
saat ini, yaitu Sabuk Asteroid Utama, Trojan, dan
Asteroid Dekat Bumi. Saat ini sudah 995.413 buah
asteroid yang ditemukan di Tata Surya.
Orbit asteroid bisa terganggu bahkan berubah
arah jika menemui gaya gravitasi planet yang kuat.
Beberapa asteroid sampai terlempar keluar orbitnya
dan mendekati orbit planet lain. Ilmuwan terus
menerus mengamati pergerakan asteroid terutama
pada perlintasan-perlintasannya dengan orbit Bumi.
Secara ukuran, asteroid lebih kecil dari planet,
tetapi lebih besar dari meteoroid. Asteroid juga
berbeda dengan komet. Salah satu asteroid yang
menarik untuk diamati adalah 243 Ida dan 4 Vesta.
d. Meteor, Meteorit, dan Meteoroid
Sekilas tampak sama, tetapi ketiganya dibuat untuk
menandai benda langit yang berbeda. Meteoroid
adalah benda langit yang ukurannya sangat
bervariasi. Sebut saja mereka adalah batu luar
angkasa. Saat meteoroid itu memasuki atmosfer
Bumi, ia akan terbakar dan jatuh ke permukaan
Bumi, lalu berubah nama menjadi meteor. Setelah
berhasil melalui atmosfer Bumi, terbakar, dan
menyentuh tanah, inilah yang kita sebut Meteorit.
Gambar 7.26 berikut akan memudahkan kalian
memahami perbedaan istilah ini.
e. Komet
Komet adalah benda langit yang berasal dari sisasisa pembentukan Tata Surya. Ia dapat berupa debu,
batu, maupun es. Seperti juga benda langit lainnya
di Tata Surya, sisa-sisa pembentukan Tata Surya ini
bergerak mengikuti orbit tertentu. Saat posisinya
terlalu dekat dengan Matahari, komet menjadi panas
dan memuntahkan gas dan debu. Pemanasan yang
lama menyebabkan komet berpendar di bagian
intinya dan membentuk semacam ekor cahaya yang
membentang panjangnya hingga jutaan km. Ukuran
kepala yang bersinar ini bisa berkali lipat besarnya
dibandingkan ukuran semula.
Seperti yang kalian lihat pada Gambar 7.27,
komet bergerak dengan kepala mengarah ke Bumi,
sementara ekornya terlihat semakin memudar di
ujungnya. Jika masih berada di luar angkasa, ekor
komet selalu menjauhi Matahari. Orang biasanya
menyebut komet sebagai bintang berekor. Tetapi
istilah ini tidaklah tepat, karena komet tidak
termasuk golongan bintang.
Komet memiliki orbit yang lebih lonjong
dibandingkan benda langit lain. Sebagian komet
muncul sekali saja selama hidupnya, namun ada
juga komet-komet yang muncul secara periodik,
berulang kehadirannya dalam kurun waktu tertentu.
Contoh komet ini adalah Komet Halley yang
muncul setiap 76 tahun sekali, Komet Hartley setiap
6 tahun sekali, dan Komet Encke setiap 3 tahun
sekali. Kemunculan yang berulang ini berhubungan
dengan periode orbit mereka mengelilingi Matahari.