Contoh Penelitian Beberapa Bentuk Desain Eksperimen
Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu : Single-Factor Pre-Exsperimental Design, Single-Factor Randomized Experimental Design, Single-Factor Quasi-Experimental Design, Factorial Experimental Design, dan Single-Subject Design. Hal ini dapat digambarkan seperti diagram berikut.
1. Single-Factor Pre-Experimental Designs
Single-group posttest only, single-group pretest-posttest, dan nonequivalen group posttes-only dikelompokkan dalam pre-experimental design karena tidak memiliki dua atau lebih dari enam karakteristik penelitian eksperimen.
a. Single-Group Posttest Only Design
Single-group posttest-only design diterapkan untuk mengukur variabel dependen berdasarkan perlakuan yang diberikan seperti digambarkan pada diagram di bawah ini.
Contoh penelitian single group postest only adalah pengaruh ruang kelas ber AC (X) terhadap daya tahan belajar murid (O). Terdapat kelompok murid yang menggunakan ruang ber-AC kemudian setelah diukur daya tahan belajarnya. Pengaruh ruang kelas ber-AC terhadap daya tahan belajar diukur dengan membandingkan daya tahan sebelum menggunakan AC dengan daya tahan belajar setelah menggunakan ruang kelas AC (misalnya sebelum menggunakan kelas ber-AC daya tahan belajar setiap hari 4 jam, setelah menggunakan AC daya tahan belajar menjadi 6 jam. Jadi pengaruh ruang kelas AC terhadap daya tahan belajar murid 6 – 4 = 2 jam.
b. Single-Group Pretest-Posttest Design
Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
Sebagai contoh penelitian terhadap perbedaan minat siswa yang diajar dengan menggunakan model X sebelum dan setelah diberi perlakuan. Beberapa kekurangan akan muncul dalam penelitian tersebut. Penelitian tidak menjamin bahwa minat siswa bertambah karena mengikuti pertemuan tersebut (model X). Minat dapat tumbuh secara natural, misalnya tanpa diberi perlakuan pun minat akan tetap tumbuh meskipun kecil. Kemungkinan perubahan minat dapat terjadi karena dipengaruhi oleh materi yang diberikan pada saat diterapkan model X.
c. Nonequivalent Group Posttest-Only Design
Nonequivalent group posttest-only design diterapkan untuk mendukung kemurnian nilai posttest dari kebocoran pretest yang mungkin mempengaruhi hasil dari postest. Penelitian ditujukan untuk sesuatu yang bersifat baru terhadap objek penelitian. Desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut.
Contoh: Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi (O1) dan duan kelas dengan metode ceramah (O2). Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur. Bila prestasi/kompetensi murid yang diajar dengan metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktek mengelas.
2. Single-Factor Randomized Experimental Design
Single-factor randomized experimental design dilakukan melalui prosedur pengacakan subjek dalam kelompok. Desain ini sekarang diterapkan sebagai standar penelitian dan evaluasi pendidikan.
a. Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
Randomized pretest-posttest control design merupakan perpanjangan dari single-group pretest-posttest dalam dua cara yaitu memasukkan group kedua sebagai kelas kontrol dan pemilihan subjek secara acak dalam setiap group. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).
b. Randomized Pretest-Posttest Comparison Group Design
Pada diagram desain group kontrol tidak diberikan perlakuan pada semua group. Penelitian akan lebih bermakna jika dilakukan pembandingan daripada hanya mengontrol group saja. Comparison group design menggunakan dua atau lebih variasi dari variabel independen dan membagi dalam dua group atau lebih. Berikut ini merupakan diagram randomized pretest-posttest comparison group.
c. Randomized Posttest-Only Control and Comparison Group Designs
Randomized posttest-only control and comparison group designs sama seperti desain randomized pretest-posttest control and comparison. Perbedaan diantara keduanya terletak pada pemberian pretest di awal. Randomized posttest-only tidak diterapkan tanpa memberikan pretest di awal pembelajaran. Berikut ini merupakan diagram desain randomized posttest-only control group.
Diagram berikut merupakan tipe desain randomized posttest-only comparison group.
3. Single-Factor Quasi Experimental Design
Quasi-experimental design meskipun bukan merupakan eksperimen yang sesungguhnya tetapi mampu mengontrol hampir seluruh keadaan dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan pre-experimental.
a. Nonequivalent Group Pretest-Posttest Control
Jika peneliti akan menbandingkan beberapa perlakuan (metode) untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat maka digunakan comparison group design seperti pada gambar di bawah ini.
b. Times Series
Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4= O5 dan hasil perlakuan yang baik adalah O6 = O7 = O8 = O9=O10.
Penelitian dapat pula diterapkan dengan membagi dalam dua group, yang satu diberi perlakuan sedangkan yang lain tidak.
Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini ditunjukkan pada gambar berikut.
Dari gambar terlihat bahwa terdapat berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time series. Hasil penelitian yang paling baik adaah ditunjukkan pada grafik A. hasil pretest menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1 = O2 = O3 = O4) setelah diberi perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5 = O6 = O7 = O7 = O8). Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya sebagai contoh : pada waktu penataran, pengetahuan dan ketrampilannya kembali seperti semula. Grafik memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan dari pada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya naik terus. Grafik D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.
4. Factorial Design
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok dinilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.
Contoh: Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat, untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).
Treatment/perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 – O1) – (O4 – O3). Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7). Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja bar terhadap kepuasaan masyarakat antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan (karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umunya, kelompok wanita lebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.
Ini sumbernya buku apa ya?
sumbernya buku apa ya ?
Tolong kak disertakan sumber bukunya apa ya? terima kasih
bisa pakai bukunya prof sugioni, prof sukardi, atau bukunya John W. Creswell