Kedewasaan dalam Pendidikan
Secara mendasar pendidikan dipahami sebagai upaya memanusiakan manusia, sehingga untuk menjadi manusia maka manusia perlu melalui pendidikan yang dilakukan oleh pendidik yang juga manusia. Namun, beberapa literatur mengemukakan pemahaman yang lebih spesifik lagi yakni pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh orang dewasa kepada seorang anak yang dianggap belum dewasa. Dewasa dalam pengertian sederhana adalah ketika seorang anak dapat mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkan keputusannya.
Pemahaman ini muncul dari Yunani, yang pada waktu itu, orang tua yang bekerja menitipkan anak-anaknya pada pedagogik, yakni orang yang dipercaya untuk mengantarkan anak-anak ke sekolah dan juga memberikan bimbingan. Dalam hal ini pedagogik menggantikan peran orang tua untuk memberikan pemahaman mengenai berbagai hal pada anak-anak. Sehingga harapannya anak-anak tetap mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya dan kehidupannya.
Pada perkembangannya, kedewasaan dalam artian pendidikan lebih dispesifikan. Pendidikan memahami seseorang yang dianggap dewasa berdasarkan empat aspek, yakni:
1.Kedewasaan Biologis
Kedewasaan ini bukan berasal dari pengaruh luar, melainkan terjadi secara hakiki pada setiap individu. Kedewasaan biologis ini dapat diketahui berdasarkan bentuk tubuh seseorang yang telah berbeda dari bentuk tubuhnya semasa kanak-kanak.
2.Kedewasaan Psikologis
Secara sederhana psikologis berkaitan dengan kejiwaan sesorang, maka seseorang yang dianggap telah dewasa secara psikologis adalah seseorang yang mampu mengendalikan dinamika kejiwaannya. Sehingga lebih dapat mengontrol dirinya dalam menghadapi berbagai situasi, termasuk situasi yang kurang nyaman atau menyenangkan baginya. Kalaupun seseorang tersebut berada dalam situasi yang membahagiakan, ia akan mampu mengendalikan dirinya dan tidak berlebihan dalam mengekpresikan kebahagiaannya.
3.Kedewasaan Pedagogis
Kedewasaan dalam hal ini berkaitan dengan dengan kemampuan seseorang dalam memberikan pendidikan pada dirinya. Seseorang yang dewasa secara pedagogis memahami apa yang dibutuhkannya, apa yang menjadi prioritasnya dan memahami apa yang menjadi tujuan hidupnya. Sehingga ia senantiasa berupaya untuk mengkualitaskan dirinya dengan mempelajari berbagai hal yang mampu mendukung dirinya menjadi seorang pribadi yang matang. Ia mampu meberikan penilaian terhadap aktivitas kesehariannya agar tidak melakukan hal-hal yang sia-sia.
4.Kedewasaan Sosiologis
Sebagai manusia secara hakikatnya adalah makhluk sosial yang tentu berhubungan dengan orang lain. Maka, kedewasaan sosiologis adalah kedewasaan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam membangun komunikasi dengan orang lain. Komunikasi dalam hal ini berkaitan pula dengan menghargai orang lain, memahami orang lain, bekerjasama dengan orang lain, dan berbagai aktivitas yang mengkaitkannya antara hubungan manusia yang satu dengan manusia lain atau kelompok.
Berdasarkan pada pemahaman mengenai kedewasaan yang dikembangkan dalam pendidikan ini, maka pada perkembangan selanjutnya pendidikan dikaitkan dengan peningkatan kualitas manusia. Dalam hal ini masing-masing pendidikan yang berlaku pada berbagai Negara memiliki definisi tersendiri terkait manusia yang diharapkan oleh negaranya.