Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

2 min read

Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Eureka Pendidikan. Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya (Suprijono, 2009: 85-88).

a.    Konstruktifisme (Construktivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yang mengemukakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

b.    Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari penemuan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang mengarah pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.

c.    Bertanya (Questioning)

Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran CTL dan merupakan aspek penting dalam pembelajaran. Guru menggunakan pertanyaan untuk menuntun siswa berpikir, bukan penjejalan informasi penting yang harus dipelajari siswa. Guru juga membuat pertanyaan untuk membuat penilaian secara kontinyu terhadap pemahaman siswa.

d.    Masyarakat Belajar (Learning Community)

Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen, yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu mengajari yang tidak tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya.

e.    Pemodelan (Modelling)

Contextual Teaching and Learning, BELAJAR, PEMBELAJARAN
Komponen CTL selanjutnya adalah pemodelan, maksudnya adalah dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu terdapat model yang biasa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan suatu gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya belajar, dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan model itu. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa, dan sebagainya. Dengan  begitu, guru memberi model bagaimana cara belajar.

f.    Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Refleksi merupakan gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan yang baru saja diterima. Siswa menyimpan apa saja  yang baru dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi juga merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan baru.

g.    Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment)

Authentic assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bias memberikan gambaran perkembangan belajar siswa yang memiliki prinsip dan ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran: proses, kinerja dan produk.
  2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
  3. Menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber.
  4. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian
  5. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari.
  6. Penilaian harus menekankan kedalam pengetahuan dan keahlian siswa bukan kuantitasnya.
  7. Berkesinambungan dan terintegrasi.
  8. Dapat digunakan sebagai umpan balik.

Tabel Penerapan komponen Contextual Teaching and Learning di kelas

Langkah-langkah
Komponen
1)      Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya!
KONSTRUKTIVISME Sebagai Filosofi.
2)      Laksanakan kegiatan Inkuiri untuk mencapai   kompetensi yang diinginkan disemua bidang studi!
INKUIRI
Sebagai Strategi Belajar.
3)      Bertanya sebagai alat belajar: kembangkan sifat ingin tau siswa dengan bertanya!
BERTANYA
Sebagai Keahlian Dasar yang Dikembangkan.
4)      Ciptakan ”masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok-kelompok)!
MASYARAKAT BELAJAR
Sebagai Penciptaan Lingkungan Belajar.
5)      Tunjukkan ”model” sebagai contoh pembelajaran! (benda-benda, guru, siswa lain, karya inovasi, dll.)
PEMODELAN
Model Sebagai Acuan Pencapaian Kompetensi
6)      Lakukan refleksi di akhir pertemuan agar siswa ”merasa” bahwa hari ini mereka belajar sesuatu!
REFLEKSI
Sebagai Langkah Akhir dari Belajar.
7)      Lakukan penilaian yang sebenarnya: dari berbagai sumber dan dengan berbagai cara!
PENILAIAN YANG SEBENARNYA

Pendekatan Pembelajaran : Problem Posing

Pendekatan pembelajaran Problem Posing merupakan bagian dari model pembelajaran student centered. Pendekatan pembelajaran ini menitik beratkan pada keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar. ...
Ahmad Dahlan
3 min read

Sintak Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio

Sintaks Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio Tulisan ini mengacu pada Buku Model Pembelajaran Sains Berbasis Portfolio yang di tulis oleh Muhammad Tawil (2011) dan...
Ahmad Dahlan
2 min read

Tujuan Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio

Tujuan Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio (PSPB) Eureka Pendidikan. Secara umum, tujuan pelaksanaan Model PSBP dapat dihubungkan dengan 3 aspek tujuan yakni : (1)...
Ahmad Dahlan
2 min read

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *