Peran dan Fungsi Psikologi dalam Dunia Pendidikan

2 min read

Peran dan Fungsi Psikologi dalam Dunia Pendidikan 

Eurekapendidikan.com – Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari mengenai perilaku manusia. Bagaimana manusia belajar, bagaimana manusia berinteraksi dan segalanya tetang perilaku manusia beserta segala aktivitasnya.

Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat.

Psikologi pendidikan memiliki berbagai macam arti menurut para ahli. Seperti pendapat Muhibin Syah (2002), dimana psikologi pendidikan diartikan sebagai suatu displin ilmu yang menyelidiki masalah terkait psikologi di dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.

Beberapa pendapat para ahli mengenai psikologi pendidikan diantaranya 
Menurut Witherington, Pengertian Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.

Tardif (dalam Syah, 1997: 13) mengatakan bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.

Dari beberapa pendapat diatas, diapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari perihal perilaku manusia di dalam dunia pendidikan. Psikologi dalam dunia pendidikan juga meliputi studi mengenai proses dan faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Tujuan psikologi pendidikan adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.

Peran psikologi pendidikan 
Perkembangan tekonologi dan ilmu pengetahuan yang tidak lagi dapat dibendung juga berakibat pada perubahan perilaku seseorang. Tidak hanya itu, dalam dunia pendidikan juga mendapat imbas dari perkembangan ini, salah satunya yaitu kurikulum yang sering diubah guna menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan perkembangan global.

 Jika dahulu kita belajar cukup hanya dengan mendengarkan guru berceramah, kini kegiatan pembelajaran tidak cukup hanya dengan ceramah. Dibutuhkan berbagai macam teknologi guna membangun kegiatan belajar yang berkualitas dan hasil belajar yang maksimal.

 Akan tetapi, tidak semua perkembangan ilmu dan teknologi akan mendapatkan respon positif. Misalnya saja keberadaan internet, bagi yang sudah memiliki pelindung diri dan pengendalian diri akan menjadi sangat bermanfaat misalnya untuk mendapatkan penghasilan secara online. Namun bila yang menggunakan internet adalah anak yang masih dibawah umur dimana proteksi diri masih minim, maka hal ini akan mengkhawatirkan bagi kedua orang tuanya.

 Selain itu, pembelajaran yang berorientasi pada kemajuan teknologi, dikhawatirkan akan merubah sistem pengajaran yang dulunya humanis menjadi lebih seperti belajarnya robot.

 Merujuk dari persmasalahan inilah peran pendidikan psikologi mulai dicanangkan. Terutama untuk negara maju dan berkembang, karena disana teknologi sudah menjadi makanan sehari-hari. Kekhawatiran yang berkaitan dengan dampak psikologis yang akan dialami peserta didik, berbagai cara dilakukan seperti mengikutkan anak didik pada kelas psikologis, menghadirkan guru bimbingan konselin untuk mengantisipasi adanya kelainan atau perubahan psikologi peserta didik.

 Berbeda mereka dengan Indonesia, bukan rahasia lagi bahwa anggapan bahwa seorang murid yang memiliki nilai akademis diatas 90 dianggap anak yang paling pintar dikelasnya. Berbeda dengan siswa yang memiliki bakat menggambar, melukis dan lainnya akan dikatakan bodoh jika nilai akademisnya tidak secemerlang dan seindah gambarannya.

 Kebutuhan peserta didik akan sarana kreasi dalam mengembangkan minat yang masih minim di Indonesia dinilai menghambat dan terkadang juga dianggap tidak manusiawi. Karena sekolah hanya menuntut agar peserta didiknya memperoleh nilai yang sangat bagus dengan kejujuran. Keinginan, hasrat, dan kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan bakat serta potensi diri tidak lebih hanya sebatas ekstrakurikuler yang jarang diperhatikan kualitasnya.

Seharusnya, pendidikan Indonesia saat lebih mengarah pada pendidikan yang menyesuaikan minat dan bakat peserta didik. Namun, pemberian ilmu pengetahuan tetap harus diberikan dengan porsi yang berimbang.

 Jika melihat laman Indonesiax, disana akan banyak dijumpai bagaimana pengajar yang lebih humanis dalam mengajar. Meskipun hanya melalui tanyangan video akan tetapi pelajaran tetap dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Mereka mengajar dengan menggali potensi diri para penontonnya.

 Seharusnya, guru-guru juga harus memiliki ilmu mengenai psikologi. Jangan bertugas hanya memberi ilmu seperti mentransfer file dari komputer ke flasdisk. Seorang guru sejati sudah seharusnya ikut bertanggung jawab mendidik dan membentuk perilaku peserta didik yang lebih sopan. Dengan pendekatan semacam ini akan memiliki banyak manfaat bagi guru tersebut.

 Peserta didik yang awalnya malas untuk belajar, akan menjadi lebih tertarik untuk belajar karena cara mengajar yang lebih humanis. Guru yang mengerti akan kondisi peserta didik akan lebih mudah memperoleh solusi pada setiap kegiatan belajar yang dilakukannya.

Ujian Nasional dalam Pendidikan Nasional

Eureka Pendidikan – Pada beberapa waktu lalu, pemerintah mengumumkan rencana diberlakukannya bentuk soal uraian pada penyelenggaraan ujian nasional tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini tentu...
Ahmad Dahlan
9 min read

Contoh Esai Argumentatif: Sebuah Tinjauan Terhadap Perempuan, Penjajahan dan…

Esai Argumentatif: Sebuah Tinjauan Terhadap Perempuan, Penjajahan dan Peranannya Hari Ini Eureka Pendidikan – Ringkasan : Berbicara mengenai perempuan tidak pernah lepas dari isu...
Ahmad Dahlan
9 min read

Optimalisasi Pendidikan Keluarga

Optimalisasi Pendidikan Keluarga Melalui Peran Lembaga Sosial dan Keagamaan Lingkungan Prolog Membahas pendidikan, tidak hanya berkaitan dengan sekolah, guru, siswa, mata pelajaran dan penilaian....
Ahmad Dahlan
6 min read

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *